Senin, 31 Agustus 2020

PENGALAMAN MENYAKSIKAN PRODUK ANAK BANGSA

Tanggal 16 Agustus 2020 saya adakan Zoom Meeting dengan member WAG Keluarga Besar Walet Famile.   Walet Family  adalah wadah keluarga besar Skadron Udara 4 dimana saya salah satu komandannya.   Saat ini saya mantan Komandan yang tertua.   Masalah kebersamaan saya tanamkan sejak di Skadron, bahkan yang membuat WAG saya sendiri tepatnya sejak 28 Januari 2015.

Menjelang perayaan 17 Agustus 2020, saya menawarkan untuk Zoom Meeting sekedar bersilahturahmi.   Kebetulan ada mantan anak buah yang saat ini masih aktif terbang diluar menawarkan topik Zoom Meeting mengenai mencegah Corona dengan meningkatkan imun tubuh.   Bahkan ada Nara Sumber yang sukarela berbagi pengalaman.   Namanya dikenal dengan Pang David (bukan Pak), seorang inovator salah satu produk Herbal.

Tanggal 14 Agustus 2020 saya tawarkan Zoom Meeting, kebetulan saya berlangganan Zoom, disepakati tanggal 16 Agustus 2020 jam 20.00 dilaksanakan.   Sebetulnya pemberitahuan hanya 2 hari terlalu mepet.   Alhamdulillah Zoom Meeting berjalan tepat waktu bahkan ada peserta  dari Luar Negeri yang saat ini sebagai Athan.  Peserta Zoom Meeting tidak terlalu banyak, namun saat diskusi cukup ramai semua pada nanggapi.

Acara pokok memang mendengarkan penjelasan Pak Pang David dengan topik meningkatkan imunitas dalam hadapi Corona.  Produk Pang David masalah imun ini berupa NZPRO 22 dan NZPRO 99.   Bagi yang sehat minum NZPRO 22 dan NZPRO 99 konon bisa meningkatkan Imunitas .   NZPRO 22 dan NZPRO 99 sudah terjual bebas dan sudah tercatat Dinkes dengan kode LPPOM 011211994117 dengan harga 150 ribu/botol 15 ml.   Bahkan dalam penjelasannya bagi pasien Corona minum secara teratur 4 hari berturut turut setelah Swap dinyatakan begatif.

Pang David ternyata tidak sebatas memproduksi untuk meningkatkan imun, tetapi juga dengan penemuannya menciptakan produk untuk Pertanian dan Peternakan.  Dalam pertanian padi budidaya nya bisa hasilkan beras yang berkualitas tinggi, sama dengan beras yang berasal dari Jepang.   Di bidang peternakan, Pang David bisa menciptakan telur bebek tidak amis, bahkan kandang bebek tidak bau.  Demikian juga dalam ternak ikan, ikan hasil ternaknya, digoreng tanpa bumbu terasa gurih, bahkan digoreng bersama sisiknya.   Ikan hanya dikeluarin kotorannya, dicuci langsung digoreng  tanpa dibuang sisiknya.

Setelah Zoom Meeting, tanggal 30 Agustus 2020 Pak Pang David mengundang ke Kebun Taman Makmur yang dikelola di Kebon Percobaan Muara Bogor.  Saya hadir ke kebun Pak Pang David dimana dalam kebun tersebut ada pengembangan pertanian padi dan ternak ikan maupun ternak bebek.   Acara diselenggarakan  disamping kandang bebek sekitar 300 ekor dan kolam ikan.   Berada disamping kandang bebek tapi tidak terasa bau, bahkan telur bebek dipecah juga tidak berbau amis.   Termasuk hasil mancing ikan, langsung digoreng  tanpa bumbu juga terasa gurih.   Ikan hanya dibuang kotorannya, dicuci dan sisik tidak dibuang langsung digoreng tanpa bumbu.   Semua yang hadir merasakan telur tidak amis, kandang bebek tidak bau dan ikang goreng tanpa dibersihin sisiknya terasa lebih enak.

Ini sekedar berbagi hasil melihat karya anak bangsa, ternyata tidak kalah dengan produksi luar.  Tinggal bagaimana untuk dibina dan dikembangkan.  Taman Makmur yang dikelola Pak Pang David ini setiap hari buka dan pendatang bisa menikmati telur dan ikan serta roti canay,  tentunya tidak gratis.  Harga telur bebek mentah 2.500 perbutir dan yang telur asin 4.000 perbutir, rasanya dalam batas harga wajar.  Kelebihannya tidak amis dan tidak bau, bahkan ikannya terasa  lebih gurih.


ZOOM MEETING PERDANA DI KALANGAN WALET

Sebagai mantan Komandan Walet yang tertua, saya selalu menjalin kebersamaan yang sejak awal saya gelorakan pada Keluarga Besar (Kelbes) Walet.  Bagi pembaca diluar Kelbes Walet mungkin akan bertanya tanya apa itu Walet ? Walet adalah panggilan untuk anggota Skadron Udara 4 yang berada di Lanud Abd Saleh Malang.   Begitu maraknya pola WA, saya langsung membuat WAG Walet Family tepatnya tgl 28 Januari 2015.  Alhamdulillah WAG tetap semarak sampai detik ini.

Dengan adanya Pandemi Corona yg di Indonesia baru dirasakan 2 Maret 2020, ternyata ada sisi lain yang membuat banyak inovatif dalam kehidupan.  Dulu video conference hanya untuk kalangan tertentu, sekarang  Work From Home, belajar dari rumah sudah merupakan kebutuhan.   Termasuk seminar seminar tidak ada lagi yang dengan tatap langsung, namun  dengan media maya yang dikenal  Webinar.  

Walau sudah tergolong sepuh saya tidak berhenti mengajak Kelbes Walet untuk bisa ikuti perkembangan IT.   Saya yakin generasi muda Kelbes Walet sudah ikuti Daring Zoom ini bersama yang sebaya, namun untuk Kelbes Walet acara Zoom perdana baru terlaksana tanggal 16 Agustus 2020 yang lalu.  Saya ambil Minggu malam ternyata hanya sekitar 13 orang yang mau bergabung.  Memang masing masing sibuk dengan kegiatannya, namun Alhamdulillah para mantan Komandan Skadron 4 justru banyak yang gabung, bahkan ada peserta yg dari luar negeri.

Saya terbiasa setiap habis subuhan buka HP, dan WAG Walet Family selalu tidak ketinggalan.  Tanggal 14 Agustus 2020, sekitar jam 05.00 saya tawarkan untuk Zoom Meeting, dengan Topik bebas utamanya silahturahmi.   Jam 08.30 an ada tanggapan dari Pak Sarianto, dan mengusulkan dengan topik meningkatkan imunitas dikala pandemi Corona.   Disepakati tanggal 16 Agustus 2020 jam 20.00, dan ada Nara Sumber dari luar Inovator tentang meningkatkan imunitas oleh Pak Pang David.

Bagi saya ini peluang luar biasa ada Nara Sumber  gratisan sanggup berbagi pengalaman dalam hadapi Corona.  Mungkin karena waktu yang mepet cuma 2 hari, pesertanya sedikit, padahal menurut saya topiknya sangat tepat disaat pandemi Corona.   Pak Pang David sesuai prinsip hidupnya menceritakan tentang Hidup Berbagi (Hiber), dengan tulus ikhlas berbagi tentang hadapi corona untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Dari pengalamannya ternyata dengan meningkatkan imunitas bisa terhindar dari Corona.  Beliau pengalaman selama 24 tahun mengadakan penelitian dan memproduksi herbal yang bisa meningkatkan imun yaitu NZPRO22 dan NZPRO99.  Selain meningkatkan imunitas ternyata dari penelitiannya NZPRO 22 dan NZPRO 99 bisa membuat penderita Corona menjadi sehat.  Setelah konsumsi NZPRO 22 dan NZPRO 99 selama 4 hari berturut turut penderita Corona bisa bebas dari Corona.  NZPRO 22 dan NZPRO 99 sudah terjual bebas dan harganya perbotol isi 15 ml 150 ribu.   

Ternyata selain NZPRO 22 dan NZPRO 99, Pak Pang David juga memproduksi NZPRO untuk peternakan maupun pertanian.  Selama ini saya banyak baca tentang herbal, vaksin atau obat untuk atasi Corona, kalau lainnya hanya berdasar berita dari media kali ini dari sumber langsung.   Makanya begitu Pak Sarianto sampaikan info bahwa tanggal 30 Agustus 2020 Pak Pang David mengundang untuk ke kebunnya di Bogor tempat praktek bertani n berternak saya langsung siap untuk hadir.

Apa yang disampaikan saat sebagai Nara Sumber waktu Zoom Meeting terbukti.  Di Taman  Makmur yang dikelola Pak Pang David,  dikawasan Kebun Percobaan Muara Bogor,  Pak Pang David kembangkan Pertanian dan Peternakan.  Yang bisa saksikan dengan mata kepala sendiri, adalah hasil ternak bebek , dimana telurnya tidak berbau amis dan kandang bebek untuk sekitar 300 bebek juga tidak bau. Selain telur bebek, hasil ternak ikan, ikan nila yang digoreng tanpa bumbu rasanya lebih gurih.  Ikan cuma dikeluarkan kotorannya dicuci bersih dan tetap bersisik langsung digoreng tanpa bumbu, dimakan dengan sambal, terasa lebih nikmat.

Maaf ini sekedar sharing pengalaman tentang pengenalan produk anak bangsa yang tidak kalah dengan produk luar.   Silahkan datang ke Taman Makmur di Bogor, dimana selalu bukan untuk berbagi setiap hari Sabtu dan Minggu. Bukan berati gratis tapi bisa menikmati hasil ternak bebek maupun ikan di kebun tersebut.




Jumat, 28 Agustus 2020

MENGENANG JENDRAL SUDIRMAN

SUDIRMAN : SANG JENDRAL BESAR
Selamat jalan Jendaral

Hari ini, Ahad pagi, 29 Januari 1950
Titip anak anak...Tolong aku dibimbing tahlil....
Ucapan terakhir Panglima Besar Soedirman.... kepada sang Istri.
Berjalan tertatih-tatih, Letnan Jenderal Soedirman memasuki rumah dinasnya di jalan Bintaran Wetan, Yogyakarta. Di depan pintu, sang istri, Siti Alfiah, menyambutnya. Soedirman pulang setelah dua pekan meninggalkan istri dan enam anaknya untuk memimpin operasi penumpasan pemberontakan Partai Komunis Indonesia di Madiun, Jawa Timur. Malam itu, akhir September 1948, di kediamannya yang kini menjadi Museum Sasmitaloka, Soedirman terlihat ringkih. Kepada istrinya, dia mengeluh tak bisa tidur selama di Madiun.
Soedirman rupanya begitu terpukul menyaksikan pertumpahan darah yang terjadi antara rakyat Indonesia itu. Peristiwa Madiun membuat batin Panglima Besar Angkatan Perang Republik Indonesia itu nelangsa.
Selain kelelahan berat, Soedirman tertekan batinnya karena peristiwa itu. Malam itu, kendati kondisi kesehatannya turun, Soedirman tetap mandi dengan air dingin. Saran sang istri agar ia mandi air hangat tak diindahkan. Dan inilah awal petaka bagi Soedirman. Esoknya, Soedirman terkapar di tempat tidur.
Ketika ulang tahun tentara tiba, 5 Oktober 1948, Soedirman yang masih sakit, mengunjungi Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Di sana ia melakukan tabur bunga ke pusara anggota tentara korban pemberontakan PKI Madiun. Sepulang dari tabur bunga, kesehatannya memburuk. Kendati ia sakit, kegemarannya merokok tetap tak bisa dihilangkan. Sesekali, sembari terbaring, dia menghisap rokok kretek. Istrinya tak berani melarang. Karena tahu Soedirman memang perokok berat.
Karena Soedirman tak kunjung pulih, maka diutuslah sejumlah dokter tentara memeriksa kesehatannya. Tim dokter muda itu mendiagnosis ia menderita tuberkolosis, infeksi paru-paru. Keluarga Soedirman meminta dua dokter senior, Asikin Wijayakusuma dan Sim Ki Ay, melakukan pemeriksaan dua dokter tersebut tak jauh beda dengan pendahulunya. Atas saran Asikin, Soedirman dibawa ke Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta.
Soegiri, bekas ajudan Soedirman, menulis bagaimana saat sang Jenderal dirawat di rumah sakit Katolik itu. Soedirman dirawat di kamar 8 Bangsal Maria, yang terdapat di bagian depan. Soedirman terkena pulmonary tuberculosis. Penyakit itu diketahui Soegiri dari dokter yang merawat Soedirman. Menurut Soegiri, obat yang dibutuhkan Soedirman hanya ada di Jakarta. Kalaupun sampai di Yogyakarta, obat itu harus melalui jalur penyelundupan. Karena Jakarta, saat itu dikuasai oleh tentara sekutu.
Karena Soedirman butuh pengamanan cepat, tim dokter memutuskan melakukan operasi untuk menyelamatkannya dengan cara membuat satu paru-parunya tak berfungsi. Komplikasinya, kata Soegiri, memang sudah sedemikian rupa, sehingga membuat dokter menempuh cara tersebut. Pasca-operasi, menurut Soegiri, tim dokter berbohong kepada Soedirman. Mereka mengatakan operasi itu cuma mengangkat satu organ kecil di paru-paru yang menghambat saluran pernafasan. Adapun ibunya dibertahu dokterperihal operasi itu. Dan sejak itu Soedirman bernafas dengan separuh paru-parunya.
Setelah operasi, Soedirman diminta beristirahat lebih lama. Ia juga dilarang keras merokok. Menurut Soegiri, ketika hari jadi ke-25 rumah sakit itu, Soedirman khusus menulis sajak sebagai kado ulang tahun. Sajak lima alinea itu berjudul “ 25 Tahun Rumah Nan Bahagia”.
Isinya, ucapan terima kasih Soedirman karena mendapat perawatan yang baik selama disana. Tulisan asli sajak itu kini diletakkan di bawah monumen Jenderal Soedirman di area Panti Rapih. Monument itu tak jauh dari kamar Soedirman dirawat.
Sebulan melakukan pemulihan di rumah sakit, Soedirman pulang ke rumahnya di Bintaran. Ketika di rumah, Soedirman pernah beberapa kali tak bisa menahan hasrat ingin merokok. Perilaku ini, lagi-lagi, justru memperburuk kesehatannya. Soedirman pernah muntah darah. Pada 17 Desember 1948, keajaiban datang. Soedirman tiba-tiba bisa bangkit dari tempat tidur. Sebelumnya, sepulang dari Panti Rapih, ia selalu terbaring di ranjang. Hari itu, kepada istrinya, Soedirman berkata memiliki firasat Belanda akan melakukan agresi. Dua hari berselang, firasat sang Jenderal terbukti : Belanda membombardir Yogyakarta, yang saat itu Ibu Kota Indonesia. Ia pun memilih mengakhiri cutinya.
Dengan diusung tandu, hampir delapan bulan,Soedirman keluar masuk hutan memimpin gerilya dari luar Yogyakarta. Pernah suatu ketika ia  tidak  makan selama lima hari. Dengan perut kosong, Soedirman menembus medan yang diguyur hujan lebat. Sesampai di pacitan, Jawa Timur, ia sakit. Anak buahnya terpaksa mendatangkan dokter dari Solo. Rika, suster yang merawat Soedirman, kala itu menulis pengalamannya saat bersama jenderal besar ini. Menurut dia, saat itu Soedirman dirawat dengan nama samaran : Abdullah Lelana Putra. Pengakuan Rika pada 1985 itu dimuat surat kabar yang naskahnya kini tersimpan juga di museum Sasmitaloka. Soedirman memakai nama samaran supaya keberadaannya tak diketahui Belanda.
Di Panti Rapih, Soedirman masih memimpin rapat kabinet bersama Presiden Soekarno membahas upaya mempertahankan kemerdekaan. Hanya dua pekan ia dirawat disana, setelah itu, Soedirman kembali ke rumah. Setelah Belanda bersedia melakukan gencatan senjata pada Oktober 1949, kesehatan Soedirman kian mencemaskan. Dokter meminta kembali ke Panti Rapih. Tapi ia memilih beristirahat di wisma tentara di Badakan, Magelang. Tapi tetirah sejuk dengan pemandangan Gunung Sumbing itu tak bisa membuat kesehatan Soedirman membaik. Tiga bulan disana, ia kerap muntah darah. Juga ditempat tidur. Dokter Husein dari Rumah Sakit Magelang bolak-balik memeriksa dan menungguinya. Dan saat itu, kondisi Soedirman tinggal tulang dan kulit saja.
Seolah-olah mendapat firasat hari kematiannya segera tiba, pada 18 Januari 1950, Soedirman meminta sejumlah petinggi tentara menemuinya di Badakan. Esok harinya, ia memanggil istri dan tujuh anaknya. Seperti kepada para petinggi tentara, ia juga memberi wejangan kepada istri dan anak-anaknya. Tak sepenuhnya pertemuan dengan keluarga diisi dengan wejangan. Soedirman juga sempat bergurau. Kepada keluarganya, misalnya, ia menyatakan sebenarnya ingin seperti Lurah Pakis, kenalannya, yang hidup sampai tua dan bisa meminang cucu.
Pada Ahad pagi, 29 Januari 1950, setelah lama terkulai lemas sejak Oktober di rumah peristirahatan tentara di Magelang, mendadak wajah Soedirman tampak cerah. Pagi itu, Ahmad Yani, Gatot Soebroto, serta beberapa petinggi militer dan sipil hadir.  tidak  diketahui apa yang dibicarakan.
"Waktu itu, menurut Ibu, tiba-tiba terdengar suara kaleng dan botol pecah mendadak. Bersamaan dengan itu, bendera di halaman melorot setengah tiang. Sampai Ibu bilang ke beberapa pengawal, ’Ah, itu hanya angin’."
Setelah salat magrib, sebagaimana didengar dari Alfiah, Soedirman memanggil istrinya ke kamar. Di dalam, dia berkata, "Bu, aku sudah  tidak  kuat. Titip anak-anak. Tolong aku dibimbing tahlil.” Alfiah menuntunnya mengucap Laa Ilaha Illallah, dan Soedirman mengembuskan napas terakhir disaksikan dan dalam dekapan istri tercinta...
DIGARHAYU INDONESIA 
M E R D E K A 
SELAMAT JALAN JENDRAL …… 
NKRI …… AKAN TETAP MENJADI …… NKRI
AL FATIHAH …….

APA PERHATIAN PEMERINTAH KEPADA MBR YANG BELUM PUNYA RUMAH

Disaat Indonesia merayakan 75 tahun kemerdekaan, dalam hadapi dampak covid 19, banyak langkah pemerintah yang perlu diapresiasi.   Dari subsidi gaji untuk peserta BPJS Tenaga Kerja, kemudian Subsidi Pulsa untuk pelajar mahasiswa maupun guru dan dosen.  Subsidi gaji  para peserta BPJS Tenaga Kerja sebesar 600 ribu/bulan selama 4 bulan, sedangkan subsidi pulsa 35 GB bagi pelajar, 42 GB untuk guru, 50 GB untuk mahasiswa dan dosen.

Sebagai pengamat perumahan, sejak awal menulis, selalu menyampaikan masalah yang dihadapi MBR, terutama MBR yang tidak mempunyai penghasilan tetap.   Masih ada jutaan MBR yang penghasilannya tergolong miskin.   Mereka tidak mempunyai penghasilan tetap, bahkan untuk makan sehari hari saja tergolong sulit.   Subsidi rumah yang ada saat ini adalah untuk yang 1/3  penghasilannya bisa untuk mengangsur KPR.  Praktis buruh harian lepas, pemulung, tidak bisa lakukan KPR.    

Akhir akhir ini Bank penyalur KPR berlomba lomba menurunkan suku bunga kredit, seperti yang dimuat dalam majalah Property&Bank edisi Agustus 2020.   Termasuk kiat Bank BCA di bulan September, akan selenggarakan expo virtual tentang KPR (Kompas.com tanggal 28 Agustus 2020).   Dari pihak Bank penyalur KPR sudah berlomba menurunkan bunganya, bahkan BP Tapera mulai Oktober 2020 sudah akan memulai operasi, namun untuk Tapera hanya untuk pesertanya.   Bagaimana nasib MBR yang tidak mempunyai penghasilan tetap dan jauh dibawah UMR ?

Melihat kawasan kumuh di DKI, masih begitu banyak dihuni oleh MBR yang tidak mempunyai penghasilan tetap, bahkan tempat tinggalnya sebetulnya tidak layak huni.  Selanjutnya akhir akhir ini pemerintah dengan menggunakan APBN memberikan subsidi peserta BPJS Tenaga Kerja, siswa, guru, mahasiswa dan dosen, semoga terpikirkan untuk hunian yang kumuh.   Diagendakan dengan menggunakan APBN untuk membangun Rusun didaerah kumuh terutama di kota kota besar, lambat laun hunian kumuh akan berubah menjadi hunian rusun yang rapi dan sehat.

Awal tahun 2018, sebagai pengamat perumahan pernah menulis di rubrik public housing majalah Property&Bank dengan judul Sudah Waktunya Permukiman di DKI Menjadi Kawasan Rusun.  Pertimbangan saat itu adalah karena banyaknya kebakaran,  dimana dalam tahun 2017 terjadi  1.400 kali.  Pada umumnya kebakaran terjadi dikawasan kumuh dan sulit dijangkau oleh Tim Damkar.  Korban bukan hanya material namun juga ada korban jiwa sekitar 46 orang meninggal dan 139 orang luka luka termasuk petugas damkar.   

Penulis tidak akan berhenti menyuarakan demi MBR yang penghasilannya jauh dibawah UMR.  Kalau pemerintah mampu berikan subsidi kepada peserta BPJS Tenaga Kerja, Siswa, Guru, Mahasiswa dan Dosen, mestinya juga bisa berikan berikan kemudahan kepada MBR yang tidak punya rumah.   Semoga,, Aamiin  (Marsda Purn Tumiyo)

Kamis, 27 Agustus 2020

BUKU TAMU WEBSITE LVRI

Salam,tanhana dharma mangrwa,saya adalah putra pejuang kemerdekaan republik Indonesia.   Ayah saya bernama Mochammad Yusran veteran RI dan paman saya Marwan Usman veteran RI,keduanya peraih bintang gerilya.  Memiliki SK dari Bapak Soedomo,serta Piagam Penghargaan Pejuang Kemerdekaan Golongan A, berpredikat Pejuang Kemerdekaan.   Wilayah perjuangan mereka adalah Kalimantan Selatan - Timur sanga-sanga -Tarakan -Balikpapan.   Mereka dulunya bertugas di satuan tempur divisi VI AlRI dibawah pimpinan kolonel Hasan Basri.    Dalam kesatuan perjuangan unit kalung merah serta banteng Hitam dibawah komando letnan kolonel M.Noto Sunardi, keduanya sudah meninggal dunia.

Hal yang perlu saya sampaikan 

Pertama, saya ingin menanyakan apakah benar PPM dibekukan ?
Kedua, saya  melihat di Amerika dan negara lain bahwa veteran mereka memiliki kementrian veteran,dan pada dasarnya Legiun Veteran Republik Indonesia pada awalnya dinaungi oleh kementerian veteran.    Menterinya saat itu adalah Bapak Juanda.   Kementrian veteran ini seharusnya dapat menjadi bagian dalam menjalankan roda pemerintahan ditengah ekskutif dan yudikatif serta parlemen.  

Jika saja tidak dihapuskan dengan adanya UU baru yang mengatur LVRI, Ada beberapa hal yang saya ingin pertanyakan.   Hal ini karena tidak  bisa dijawab oleh veteran-veteran sepuh.   Kebetulan  saya selalu mengajak mereka berpikir tentang status dan kedudukan mereka.   Saya  berbicara, menyampaikan  pandangan-pandangan saya, kemudian mereka hanya tertegun sambil merenungi masa depan mereka.    Beberapa hal ini saya akan utarakan disini dan saya memohon jawaban yang tegas dan berdasar.   Entah hal ini apa perlu disampaikan kepada Ayahanda Rais Abin atau seseorang yang paling berjiwa patriot disini.  Saya berbicara berdasarkan hak, yakni pewaris cita-cita proklamasi 1945. Bukanlah orang lain, melainkan putra-putri pejuang itu sendiri, bahwa kami adalah golongan ksatria.   Bisa disebut kaum, golongan, atau masyarakat khusus, dari 250 juta rakyat Indonesia.  Jumlah kami adalah minoritas, karena belum benar2 terdata, keluarga  veteran belum benar2 terdata.   74 Tahun kemerdekaan kami keluarga LVRI anaknya sebahgian tak punya sekolah, tak punya universitas,serta jaminan sosial, kecuali gaji orang tua kami tiap bulan sebesar 3 juta rupiah.   Kini tunjangan itu tak ada lagi karena orang tua kami telah meninggal.   Terima  kasih negara, yang  telah mengingat dan menghargai jasa-jasa orang tua kami, para veteran dan memberi penghargaan, gaji dan taman makam pahlawan, selesai.

Bapak Rais Abin, semoga pemikiran ini sampai kepada bapak, karena kita berbicara tentang patriotisme, Bela Negara, Cinta Tanah Air.  Termasuk  kedaulatan terutama KEHORMATAN KAUM VETERAN beserta warisannya.  Adanya negara  dan bangsa ini, yang adalah warisan mereka, dan  saya pribadi menganggap bangsa ini adalah warisan kami.   Kata bung Karno revolusi belum selesai,menjadi misteri buat saya,pemikiran-pemikiran terus berkembang.  Seiring bertambahnya usia bangsa ini demikian jua pikiran dan semangat kami pun bertambah dan berkembang.  

Saya melihat "Nilai dan Harga" dalam bangsa dan negara ini, ayahanda Bapak Rais Abin, saya  rasa pemikiran  anda dengan orang tua saya serta teman-teman seperjuangan mereka sama.  Mereka ikhlas berjuang tanpa harus ada harga yang dibayar demi kemerdekaan 250 juta rakyat Indonesia yang tertindas.  Kemerdekaan kini tercapai dan 74 Tahun sudah kita merdeka, ayahanda saya dan teman-teman seperjuangan mereka kini hidup kini telah lanjut usia.  Mereka  menikmati sisa hidup dan Ridha Allah SWT, yang wafat semoga Masuk syurga sebagai Syuhada.   Kini warisan mereka "negeri"menjadi pikiran kami putra-putranya.


Ayahanda ...berbicara tentang cita-cita, proklamasi dan penerus perjuangan 1945, merupakan sebuah arti sangat luas.   Para Veteran tugas mereka telah selesai kemerdekaan telah mereka rebut dan mereka berikan pada 250 juta rakyat Indonesia.    Saat ini bahkan warga asing turut menikmatinya, NKRI memiliki sistem pertahanan, pemerintahan serta APBN, hingga  jadilah sebuah negara.  Saya ingin bercerita dimana para pengusaha, WNA dan  elite politik mendominasi di negara ini.  Sebahagian  adalah penduduk,  pekerja, PNS dan Buruh, setengahnya adalah penduduk miskin, minimnya pengetahuan.    Kami menjadikan  bertanya-tanya apakah kami sudah sejahtera apa sengsara ? Preambule pembukaan UUD 1945 dimana kesejahteraan umum, kehidupan yang layak,menjadi bangsa yang cerdas serta ikut menjadi bangsa yg mentertibkan dunia hanya menjadi sloka-sloka pada saat upacara kemerdekaan.  Siapa sebenarnya memegang kendali jalannya bangsa ini, dimana sepeda motor saja adalah impor dari negara lain, mobil tak bisa kita buat, bunga dan pinjaman bank yang mencekik.  Pengangguran dimana-mana, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar adalah di 14 Ribu Sampai 13 Ribu, hasil bumi mineral dan lain lain, 90 % dikuasai swasta dan asing.   Yang  saya sedih dalam tubuh veteran dan pemuda panca marga banyak dari pemikiran yg tidak satu arah.   PPM diangkat dari yang bukan anak veteran,bahkan ketua veteran banyak yg bukan pejuang kemerdekaan tapi veteran kehormatan.  

Ayahanda .. Kemana kita serahkan negeri ini, kepada caleg ? Dimana di daerah saya suara bisa dibeli dan kedudukan menjadi bisnis.  Bahkan saya berkata kepada veteran sepuh bahwa mereka harus memiliki sumur minyak dan jatah mineral dalam negeri ini mereka terbingung2.    Saya katakan kepada mereka "andalah yang memilik negara ini, karena anda yang mendapatkannya".  Sebahgian dari mereka berkata saya ini kurang waras atau siapakah sebenarnya ?  Kaum  veteran ini, yang tugasnya adalah menjadi generator pembangunan nasional, membangun jiwa,membangun negara,membangun model bangsa,membangun bangunan untuk dan apa tujuannya.  Untuk membangun jembatan gedung prasarana pemerintah itu dilakukan PT WIKA, dan BUMN lain.   Kemiskinan, kejahatan, kebodohan, intervensi asing adalah musuh yang belum padam.   Hal ini terjadi dalam kehidupan sosial kita, saya tahu ayahnda lelah berjuang,tapi marilah kita memeriksa IPM dan taraf hidup negara luar.   Dimana  listrik air mereka gratis, upah kerja mereka tinggi, buta aksara mereka nol.  

Banyak hal dan salah satunya yang terpenting adalah mendata keluarga veteran itu yang pertama,  kedua bedakan identitas mereka, screning PPM yang dilakukan LVRI sudah benar ?   Saya mengusulkan Kementrian Veteran Kembali dibentuk, anak-anak Veteran wajib didata dan diberi pendidikan khusus, di doktrin tentang Pancasila, bela negara dan patriotisme, yang dengan itu mereka tahu siapa mereka,  hak serta kewajibannya.   Saya tidak pernah berjuang berperang mengangkat senjata, dahulu  peta perangnya jelas, tapi kini perang kami berbeda.  Kami berperang dengan angka-angka,dan data.

Ayahanda semoga anda berkenan jika mungkin ada tempat bagi kami mengabdi mencari tahu tentang apa yg sedang terjadi saat ini,serta membangun kesadaran.   Sadar apa yang sedang terjadi, karena 350 Tahun yang lalu hanya sebagian kecil saja yang mengetahui bahwa kita terjajah. Sebahagian kecil saja yang menjadi pemberontak yang kini disematkan gelar pahlawan, pejuang  dan veteran.    Bagi saya kita masih terjajah, kenapa ?  Karena kami tak memiliki pekerjaan, jika kami bekerja kepada sebuah perusahaan maka hal itu menjadi sebuah penghinaan bagi kami,karena tanhana dharma mangrwa, tiada pengabdian yang mendua.   Kecuali kepada Bangsa dan Kehormatannya serta sesuai kode etik.

Ayahanda kami "panca marga" lima jalan kepemimpinan, disaat proklamasi 1945 dibacakan.  Saat itu juga pemindahan kekuasaan dilakukan dengan cara singkat dan para veteran bersumpah setia menjadi penegak dan pembelannya.   Kini kekuasaan berada pada segelintir kaum pengusaha dan para tiran.   Akankah sampai 100 tahun kedepan tetap seperti ini? Kita tidak tahu kegawatan bangsa ini kecuali dengan melakukan survey,data dan bertanya kemudian hal itu di dokumentasikan.   Yang kami perlukan hanyalah perintah.

Ayahanda dengan rasa hormat kami dapat membukukan keadaan negara ini jika Ayahanda Ridha dan merestui.  Salam kami putra anda semua.   Balikpapan  03 Februari 2020, 
Gusti Mahmud » 2020-02-03 21:46:39

Rabu, 26 Agustus 2020

LUAR BIASA KINERJA ANAK BANGSA

Seminggu yang lalu tepatnya tanggal 20 Agustus 2020,  kita dihebohkan berita nyangkutnya Pesawat N 250 Gatutkaca di Pintu Gerbang Tol Banyumanik Semarang.  Untuk bisa lewat konon ban Tronton  yang mengangkut badan pesawat N 250 harus dikempesin terlebih dahulu.    Akhirnya pesawat dengan tujuan Museum Dirgantara Adi Sucipto tanggal 21 Agustus 2020 baru sampai di Museum. 

Sebetulnya Pesawat N 250 Ciptaan Alm BJ Habibie merupakan pesawat tercanggih dikelasnya saat itu.  Pesawat yang mengudara saat peringatan 50 tahun kemerdekaan Indonesia, harus menjadi nongkrong selamanya gara gara krisis ekonomi tahun 1998.  Karya Alm Pak Habibie ini termasuk karya yang luar biasa, pesawat N 250 merupakan pesawat Turboprop pertama yang dikendalikan dengan Fly by Wire.   Dan merupakan pesawat terbesar produk IPTN yang sekarang dikenal dengan PTDI.   Dan ternyata Pesawat N 250 Gatutkoco juga merupakan Pesawat Transport Pertama buatan anak bangsa yang menghuni Museum Dirgantara Adi Sucipto dan merupakan pesawat ke 60.

Sebagai salah satu penerbang pesawat Casa 212 sebagai produk pertama IPTN tahun 1976, merasakan sedih campur haru melihat Pesawat N 250 Gatutkoco masuk Museum Dirgantara Adi Sucipto.  Pesawat N 250 ini di design sendiri oleh Alm Pak Habibie, konon mulai 1986, 10 tahun setelah produk pertama C 212, akhirnya bisa mengudara tepatnya tanggal 10 Agustus 1995.   Penerbangan perdana disaksikan langsung oleh Presiden Soeharto, dan merupakan hadiah 50 tahun Kemerdekaan Indonesia.  Terbang  selama 56 menit bisa mendarat dengan mulus, semua yang hadir termasuk Presiden Soeharto menyambut dengan tepuk tangan .   Pak Habibie saat itu mendapat ucapan dan pelukan yang hangat dari semua pejabat yang hadir.

Sudah dijelaskan didepan bahwa pesawat N 250 yang sudah mengantongi sekitar 900 jam terbang , harus masuk kandang gara gara krisis moneter 1998.  Ibarat anak muda baru semangat untuk bekarya tiba tiba di stop karena kebijakan politik.   Pasti syok, patah semangat tidak punya daya lagi.   Harus nongkrong selamanya, setelah  22 tahun berada dalam hanggar PTDI,  saat ini harus nongkrong  di Museum, ikut berjajar dengan pesawat tua lainnya.

Dibalik  nostalgia sedih, melihat anak bangsa dalam menyiapkan Pesawat N 250 Gatotkaca menjadi penghuni museum dirgantara ada rasa kebanggaan tersendiri.   Hanya dalam waktu satu minggu kedatangan di Museum, Pesawat N 250 sudah dirakit kembali seperti semula.  Tepatnya tanggal 26 Agustus 2020 Pesawat N 250 Gatutkaca sudah diresmikan oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjadi Pesawat ke 60 penghuni Museum Dirgantara Mandala Lanud Adi Sucipto.   Semoga dengan masuknya Pesawat N 250 Gatutkaca di Museum Dirgantara, memacu dan menambah semangat para generasi muda untuk berkarya. Aamiin (Marsda Purn Tumiyo)


Sabtu, 22 Agustus 2020

SEJENAK MENENGOK RINTISAN VETERAN DI BIDANG PENDIDIKAN

Baru seminggu sebagai Pengurus DPP LVRI, langsung ikut membantu kesibukan Panitia Harvetnas.   Kebetulan Ketua Panitia adalah Ketua Tim Ahli DPP LVRI dan penulis sebagai anggota baru Tim Ahli DPP LVRI.   Walau tidak masuk dalam panitia, penulis berusaha  membantu persiapan Simposium, terutama dalam mempersiapkan virtualnya.  Kebetulan penulis pernah di Kemhan hampir sekitar 5 tahun, tahu persis liku liku di Kemhan, begitu diputuskan Simposium secara Virtual penulis langsung  hubungi Kapusdatin Kemhan.   Simposium berjalan lancar dan setelah  itu ternyata kegiatan dikantor ditutup sementara selama 14 hari antisipasi perkembangan covid 19 yang belum mereda.  Sekedar isi waktu, penulis buka buka sejarah Veteran maupun kiprahnya.  Dari buka Website Veteran (http://www.veteranri.go.id/index.php/lvri/index/1599037221), menurut penulis  ada sejarah yang terlupakan yaitu tentang UPN Veteran yang tidak ada dalam Website tersebut.

Kiprah Veteran diakui oleh semua pihak, bahkan tanpa Veteran mungkin Negeri tercinta ini belum tentu ada.  Bung Karno sendiri sangat menghormati jasa jasa Veteran dan terbukti dalam Kabinet era Bung Karno dari 34 Kementerian salah satu nya Kementerian Urusan Veteran.  Tidak mengherankan diera Bung Karno kiprah Veteran sangat menonjol.   Kalau sebelum merdeka para Veteran utamakan  perjuangan fisik, setelah merdeka berubah ikut berkiprah dalam pembangunan terutama dalam bidang pendidikan.  Pada tanggal 15 Desember 1958, didirikan  Akademi Pembangunan Nasional (APN) Veteran  di Yogyakarta.   Selanjutnya  tahun  1959 membuka cabang di Surabaya dan  tahun 1963 membuka cabang di Jakarta.

Melihat perjalananan APN Veteran ini penuh liku liku, dimana riwayat sejarahnya sebagai berikut :

1.   Menteri Urusan Veteran berdasar Surat Keputusan no : 139/Kpts/1958 tanggal 2 Oktober 1958 mendirikan Akademi Pembangunan Nasional (APN) Veteran.

2. Sesuai Surat Keputusan Menteri Urusan Veteran tanggal 30 Juli 1965, APN Veteran berubah menjadi Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) veteran. 

3. Berdasar Surat Keputusan Menhankam/Pangan no :  Skep/1555/XI/1977 tgl 5 November 1977, PTPN Veteran berubah menjadi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran.

4. Berdasar SKB Menhankam/Pangab dan Mendikbud, TMT 29 November 1994, UPN Veteran menjadi Perguruan Tinggi Swasta dibawah Yayasan Kejuangan Panglima Besar Sudirman (YKPBS).

5. Tahun 2007, semua Yayasan dibawah Dephan yaitu YKPBS, YSBP dan YKPP digabung menjadi satu ke Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan, nama tetap UPN Veteran.

6. Terhitung 6 Oktober 2014, UPN Veteran berubah dari PTS menjadi PTN dan dibawah Mendikbud.

Dengan berubahnya UPN Veteran dari Swasta ke Negeri, satu sisi bisa menjadi kebanggaan tersendiri, disisi lain  peluang  keluarga besar Veteran maupun TNI POLRI untuk bisa masuk UPN Veteran harus bersaing terbuka dengan warga negara lainnya.  Namun sebetulnya dalam kesempatan ini justru bisa menjadi jembatan atau peluang bagi LVRI untuk meyakinkan kepada Pemerintah untuk mendapat dukungan APBN.   Kemendikbud bisa dimintai dukungan karena dalam UU no 15/2012 tentang LVRI terutama dalam pasal 19, disebutkan bahwa untuk operasional LVRI akan didukung Pemerintah.  Selanjutnya dalam Kepres no 18/2018 pasal 8 menyebutkan bahwa LVRI dalam berkomunikasi dengan Perintah melibatkan 7 Kementerian salah satunya dengan Menteri Pendidikan dan Kedudayaan.  Kemudian di pasal 33 disebutkan bahwa bantuan pemerintah kepada LVRI berupa APBN dan APBD.

Semoga dengan sejenak mengenang sejarah rintisan Veteran terutama dibidang Pendidikan, memudahkan hubungan antara LVRI dan Kemendikbud.   Selanjutnya  bisa saling mendukung dalam memperjuangkan adanya dukungan APBN untuk operasinya LVRI sesuai UU no 15/2012 dan Kepres 18/2018, serta mempererat hubungan LVRI dan UPN VETERAN ,,,, Aamiin (Marsda TNI Purn Tumiyo/22 Agustus 2020)


Kamis, 20 Agustus 2020

SECERCAH HARAPAN LVRI UNTUK MENJADI PERHATIAN PEMERINTAH

Sebagai pendatang baru di DPP LVRI, tulisan ini merupakan tulisan ketiga di Blog Resmi penulis.   Pertama tanggal 10 Agustus 2020 dengan judul Dikala Panemi Covid 19, LVRI Mengadakan Simposium Dengan Tetap Berpegang Protokol Kesehatan.  Selanjutnya tulisan kedua dengan pada tanggal 14 Agustus 2020 dengan judul Renungan Havetnas 2020 : "Dibalik Suksesnya Jalannya Simposium Ada Keprihatinan".  

Kali ini dengan judul Secercah Harapan LVRI Untuk Menjadi Perhatian Pemerintah.   Walau baru seminggu aktif di LVRI, karena tanggal 13 sd 28 Agustus 2020 kantor diliburkan sementara, namun dengan masa adaptasi, sudah sedikit banyak bisa melihat LVRI secara langsung.   Tulisan pertama, mengulas semangat Panitia Harvetnas yang luar biasa, tulisan kedua merasa prihatin karena belum semua instansi mengenal Hari Veteran Nasional.  

Mengikuti berita di media sosial, disaat merayakan HUT Kemerdekaan RI yang ke 75, ada beberapa Kepala Daerah yang peduli kepada Para Veteran.   Gubernur Jawa Tengah disaat Peringatan Hari Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 2020, memanggil Tokoh Veteran Jawa Tengah untuk naik Podium.   Tindakan ini sangat menarik perhatian, apalagi Pak Gubernur mengajak semua generasi muda  untuk memperhatikan para Pejuang.  Paling tidak melihat perjuangan yang tetap semangat dan tidak mengenal menyerah.   Tidak hanya sampai disitu Gubernur Jawa Tengah sambil bersepeda mendatangi rumahnya Kapten  Purn Sanjoto yang berumur 90 tahun.   Mengingat Kapten Purn Sanjoto mendiami rumah yang belum jelas statusnya, Pak Ganjar menjanjikan untuk mengurusnya.

Tidak kalah luar biasanya  tindakan mantan Bupati Purwakarta Dedy Mulyadi terhadap Abah Emang bin Mali yang berusia 99 tahun.   Dari viral yang beredar mantan Bupati Purwakarta mendatangi rumah Abah Emang yang sangat sederhana memberikan bantuan.  Bahkan rumah Abah Emang langsung direhab.  Abah Emang karena pernah kena luka tembak sampai 8 peluru, mengajukan Pensiun Dini di tahun 1950 karena bekas luka yang tidak memungkinkan untuk berdinas lebih lanjut.  Saat pensiun dini umur Abah Emang masih sekitar 25 tahun.

Bukan hanya Gubernur Jawa Tengah dan mantan Bupati Purwakarta, yang mempunyai perhatian kepada para Veteran dan Pejuang.   Gubernur DKI di tahun 2019, membuat langkah yang tidak kalah populernya dengan membebaskan PBB untuk seluruh Veteran di DKI.  Bahkan bukan hanya para Pejuang atau Veteran yang dibebaskan dari PBB.   Seluruh Pensuinan di DKI, baik dari PNS/ASN, maupun Purnawirawan TNI dan POLRI semua dibebaskan bayar PBB.

Mudah mudahan langkah para Pejabat di daerah tidak sebatas saat ceremorial, namun bisa diprogramkan secara rutin.  Sehingga bisa mendukung program kerja para Ketua DPD LVRI di daerah.   Langkah langkah Gubernur DKI, Gubernur Jawa Tengah maupun Bupati Putwakarta bisa ditiru Pejabat Daerah lainnya.  Tentunya semua tidak akan lepas dari usaha para Ketua DPD LVRI setempat.

Sebetulnya kalau melihat bunyi pasal 19 UU no 15/2012 tentang Veteran, menyebutkan "Pemerintah memberikan dorongan dan batuan kepada LVRI untuk melaksanakan tugas.   Semestinya LVRI bisa mendapatkan APBN untuk melaksanakan program kerjanya.   Apalagi dalam pada 8 Kepres no 18/2018 tentang AD/ART LVRI, disana ada 7 Kementerian yang semestinya mendukung yaitu Kemenhan, Kemenkeu, Kemendagri, Kemendikbud, Kemensos, Kemenhub dan Kemenkes.   Namun yang terlihat gigih membantu dan mendukung baru dari Kemenhan.   Semoga kedepan begitu banyaknya perhatian dari Pejabat Pemda, Pejabat di Pemerintahan Pusat ikut peduli terhadap LVRI bisa mendukung kinerja DPP LVRI mendorong adanya APBN.  Secercah harapan semoga terwujud ,, Aamiin (Marsda TNI Purn Tumiyo)


Minggu, 16 Agustus 2020

BANK BERLOMBA BERIKAN BUNGA KPR DIBAWAH 5 %

Membaca berita tentang KPR akhir akhir ini, penulis menjadi teringat tahun 2006 saat menjabat Ketua Yayasan Kesejahteraan Perumahan Prajurit (YKPP).   Saat itu setiap Menpera (Alm Bpk Muhammad Yusuf As'yari) berkunjung kedaerah selalu mengajak Dirut Jamsostek, Sekretaris Bapertarum dan Ketua YKPP.

Sebagai Ketua YKPP, selalu presentasi tentang program dalam meng KPR kan Prajurit TNI POLRI.  Saat itu YKPP mampu meng KPR kan sekitar 12.000 unit setiap tahun, sedangkan Jamsostek sekitar 6.000 unit dan Bapertarum sekitar 3.000 unit.   Padahal kalau dilihat dari Aset, Aset YKPP justru paling kecil diantaran ketiganya.  YKPP hanya mempunyai aset sekitar 1,5 T, Bapertarum konon 6 T dan Jamsostek yang paling tinggi.   Pola hampir sama yaitu memberikan Pinjaman Uang Muka.   YKPP memberikan Pinjaman Uang Muka sebesar 14 jt tanpa bunga, untuk Bapertarum sebesar 3,5 jt dan Jamsostek sebesar 7,5 jt.   Baik Bapertarum maupun Jamsostek  memberikan Pinjaman Uang Muka dengan Bunga (sekitar 7,5 %).

Penulis setiap ada kesempatan selalu mengusulkan adanya penurunan Bunga KPR untuk MBR, terutama kepada Bank pemberi kredit.   Faktanya bunga KPR untuk MBR masih cukup tinggi,  diatas bunga  kredit yang nilainya diatas harga Rumah Subsidi.   Saat itu ada aturan dari Bank ,  Bunga pinjaman dibawah 50 jt lebih tinggi dari bunga diatas 50 jt.  Penulis sempat usul untuk KPR MBR bunganya supaya disamakan saja, namun tidak berhasil.   Dari pihak Bank selalu sampaikan bahwa itu pola bisnis Bank.

Dalam berita Kompas.Com tanggal 14 Agustus 2020, Bank BTN memberikan Bunga KPR 4,7 %, sedangkan dalam berita KONTAN.CO.ID tanggal 16 Agustus 2020, Bank BRI memberikan bunga KPR 4,59%.  Bunga dibawah FLPP yang saat ini masih 5 %.   Penurunan bunga KPR baik dari BTN dan Mandiri dibawah bunga FLPP sebagai promosi dalam rangka Hari Ulang Tahun ke 75 NKRI ? Atau karena dampak Covid 19 ? Tentunya kedua Bank tersebut yang bisa menjelaskan.

Penulis selalu tertarik kalau baca berita tentang KPR terutama untuk MBR.   Sewaktu Jkw meluncurkan Program Sejuta Rumah, penulis membuat konsep bagaimana merumahkan Pegawai Pemerintah bisa mempunyai Rumah Gratis.  Konsep masih bisa dibaca dengan membuka, "https://www.propertynbank.com/rumah-gratis-untuk-pns-prajurit-tni-polri/".   Konsep tersebut bisa terwujud bila Taspen dan Asabri mendukung, karena kedua Asuransi tersebut kelola uang Pegawai Pemerintah yang dipotong gaji setiap bulannya.   Bahkan pada tahun 2017, penulis menyarankan kepada Kasau untuk meringankan Prajurit TNI AU dalam Kredit Rumah.   Saat itu TWP TNI AU memberikan kesempatan kepada anggotanya yang pingin mempunyai rumah pribadi dengan pinjaman modal bunga 6%.   Penulis menyampaikan bahwa bunga FLPP 5%, dan menyarankan Bunga TWP TNI AU tidak melebihi bunga FLPP.  Alhamdulillah saran diterima dan Bunga TWP TNI AU mulai tahun 2018 cuma 3%.

Bunga KPR BTN dan Mandiri saat ini dibawah 5 %, namun masih diatas Bunga TWP AU 3%.  Kalau penulis sudah berpikir sejak tahun 2006,  semoga bunga KPR FLPP bisa ikuti bunga Bank BTN dan Mandiri dan diikuti Bank 
Bank lain yang berfungsi sebagai Bank Penyalur Kredit.  Kalau TWP TNI AU bisa membantu anggotanya dengan bunga 3%, tentunya Taspen dan Asabri yang kelola potongan Gaji Pegawai Pemerintah bisa berbuat hal yang sama.  MERDEKA  
 


Jumat, 14 Agustus 2020

RENUNGAN HARVETNAS 2020 : "DIBALIK SUKSESNYA JALANNYA SIMPOSIUM ADA KEPRIHATINAN"

Dalam rangka Havetnas 2020, LVRI mencatat sejarah baru.  Dalam rangka Hari Veteran Nasional, walaupun suasana pandemi Corona, dimana harus tetap pegang protokol kesehatan dengan cuci tangan, gunakan masker dan jaga jarak, LVRI masih mampu adakan Simposium.   Simposium dilaksanakan dengan menggabungkan pola Konvensional dan Virtual, merupakan pertama kalinya diselenggarakan oleh LVRI. Pelaksanaan Simposium di Gedung Oerip Sumohardjo Kementerian Pertahanan Merdeka Barat.

Sesuai tujuan Simposium untuk mewariskan Jiwa Semangat dan Nilai Kejuangan 45 (JSN'45), dari segi penyelenggaraan menurut penulis sangat berhasil dan sukses.   Kenapa sangat berhasil dan sukses ? Acara gunakan virtual  dan manfaatkan sarana n prasarana Pusdatin Kemhan baru diputuskan tgl 5 Agustus 2020 padahal pelaksanaan tanggal 10 Agustus 2020.   Penulis sebagai pendatang baru sebagai Pengurus DPP LVRI, berusaha berbuat untuk membantu Panitia.   Sesuai Skep Ketum LVRI no : Skep - 18/MBLV/XI/07/2020 tanggal 28 Juli 2020, penulis diangkat sebagai Anggota Tim Ahli DPP LVRI.   Terhitung tanggal 3 Agustus 2020, mulai aktif masuk kantor dan berusaha membantu kerja Ketua Panitia yang kebetulan beliau sebagai Ketua Tim Ahli, penulis langsung membuat WAG Tim Ahli LVRI.    Begitu ada keputusan gunakan Peralatan Pusdatin Kemhan langsung hari itu juga hubungi Pusdatin untuk mendapatkan link nya.  

Saat menghubungi  pihak Kapusdatin, dari Pusdatin  menyampaikan bahwa peralatan yang ada bukan Zoom namun Cloud dan gunakan Telkomsel CloudX.  Hari itu juga penulis langsung install Telkomsel Cloud, dan langsung uji coba dengan staf Pusdatin sesuai rekomendasi Kapusdatin.   Uji coba Telkomsel CloudX penulis  rekam dan laporkan kepada Ketua Panitia by WAG.

Hari itu juga tepatnya jam 16.30 baru dapat link untuk Cloud Meeting dan langsung penulis sebarkan ke WAG DPP dan DPD LVRI.   Waktu 5 hari sebarkan link CloudX memang termasuk waktu yang mepet, apalagi pada umumnya menggunakan Zoom.   Alhamdulillah pada hari H saat Simposium semua berjalan lancar dan sukses tanpa hambatan yang berarti.  Dari pengalaman penulis yang sering ikut Webinar, sebagai Nara Sumber atau Penanggap, penulis melihat acara simposium kemaren sangat sukses dan lancar.   

Sekedar renungan dalam memperingati Harvetnas, dibalik kesuksesan simposium timbul keprihatinan, ternyata masih banyak kalangan yang belum mengenal Hari Veteran Nasional.   Bagi penulis hal itu adalah wajar karena Harvetnas baru terbit sesuai Kepres no 30 tahun 2014, batu 6 tahun yang lalu.   Dalam Kepres tersebut Harvetnas jatuh pada tanggal 10 Agustus.  Masih banyak yang belum tahu apa itu Hari Veteran Nasional   dan apa itu Hari Ulang Tahun LVRI.   Hari Ulang Tahun LVRI berdasar Kepres no 103 tahun 1957 jatuh tanggal 2 Januari.

Dalam AD/ART LVRI yang sesuai Kepres no 18 tahun 2018, di pasal 8 b, ada 7 kementerian yang mestinya terlibat dalam Harvetnas yaitu Kemenhan, Kemenkeu, Kemendagri, Kemendikbud, Kemensos, Kemenhub dan Kemensos, namun baru Kemenhan yang penuh perhatian.   Bahkan kalau melihat karangan bunga sebagai ucapan selamat,  baru dari Menhan beserta stafnya yang ada di Markas Besar LVRI.   Penulis yakin kalau pemahaman Harvetnas sudah tersosialisasikan, dari kalangan TNI maupun POLRI pasti ada perhatian.   Ini termasuk tantangan dari LVRI untuk mensosialisasikan apa itu LVRI, Hari Veteran Nasional, Hari Ulang Tahun LVRI maupun kegiatan rutin LVRI.   Biasanya dana merupakan kendala, namun kalau melihat UU no 15 tahun 2012 tentang Veteran Republik Indonesia terutama di pasal 19 menyebutkan Pemerintah memberikan dorongan dan dukungan kepada Legiun Veteran Republik Indonesia untuk melaksanakan tugasnya.

Semoga renungan peringatan Hari Veteran Nasional tahun 2020, menjadi tonggak baru untuk lebih berperan dan lebih maju bagi LVRI ,, Aamiin 


HARUSKAH TNI AU SELALU MENGALAH ?

Membaca Harian Tribun Medan tanggal 29 Juli 2020, rasanya menjadi sedih.   Saat TNI aU memperingati Hari Bhakti yg ke 73, kembali TNI AU merasakan keprihatinan karena ada berita yang jelas TNI AU akan jadi korban.   Tribun Medan memuat berita dengan head line Babak Akhir Sengketa Tanah Eks PTPN, dengan judul Bersengketa dengan TNI AU, Formas Sarirejo Appresiasi Penyelesaian Sengketa Tanah Oleh Pemerintah.   Terkesan luar biasa cara pemerintah menyelesaikan masalah ini.   

Menurut penulis, sengketa yang berlarut larut memang perlu penyelesaian, namun dalam penyelesaian seharusnya win win tidak ada yg terlalu dirugikan.   Alasan warga sudah menempati hunian sejak 1948, berarti sudah 72 tahun menempati lahan tersebut.  Namun satu sisi TNI AU justru lebih lama menempati Pangkalan Angkatan Udara tersebut.   Kalau berbicara lahan eks PTPN, di Sumatra Utara memang terkenal banyak masalah.   Pengalaman penulis sewaktu di Perum Perumnas mau bekerjasama dengan PTPN II di daerah Kuala Berkala Medan akhirnya kandas karena banyak hunian liar di kawasan tersebut.

Sudah pastikah Lanud Suwondo akan dipindahkan ke daerah Langkat ? Perpindahan ini atas perintah atau sudah melalui pengkajian yang mendalam ? 

Rabu, 12 Agustus 2020

BALADA SUBSIDI GAJI PEKERJA

Mengikuti berita sejak tanggal 9 Agustus 2020 tentang ada Subsidi Pemerintah bagi pekerja yang gajinya dibawah 5 juta sebagai Pengamat MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) cukup kaget.   Apalagi melihat syaratnya harus sebagai peserta BPJS TK.  Pikiran melayang ke Sidang MK tanggal 23 Juli 2020 saat Taspen dan Asabri menggugat UU 24/2011 tentang BPJS.  Dalam pasal 65 UU tersebut Taspen dan Asabri bergabung dengan BPJS TK paling lambat tahun 2029.   Dalam gugatan tersebut Taspen dan Asabri menolak bergabung dengan BPJS TK.

Hasil sidang memang belum final, karena MK mau mendengar pendapat Menteri terkait yaitu Menteri BUMN, Menhan, Menaker maupun Panglima TNI dan Polri.  Sidang berikutnya belum diputuskan kapan akan dilaksanakan.    Disaat menunggu sidang berikutnya muncul kebijakan pemerintah dimana para pegawai swasta yang terdaftar sebagai peserta BPJS TK yang gajinya dibawah 5 juta akan mendapat subsidi dari pemerintah sebesar 600 ribu setiap bulan.  

Tentunya ini merupakan kabar yang menggembirakan bagi pekerja swasta yang gajinya dibawah 5 juta.   Namun bagaimana peserta Taspen dan Asabri yang gajinya masih mayoritas dibawah 5 juta ? Para ASN Golongan I gan Golongan II atau untuk Anggota TNI POLRI Bintara Tamtama gaji mereka antara 1,5 juta sd 3,8 juta, akan diberlakukan sama ?

Sebetulnya kalau melihat pola pengelolaan baik BPJS TK, Taspen maupun Asabri tidak jauh beda dimana ketiga tiganya menangani THT, JKK, JKn dan Pensiun, kenapa terkesan Pemerintah hanya memikirkan peserta BPJS TK ? Awal tahun 2015 pengamat pernah menulis dan dimuat di Majalah Proprty&Bank dengan judul "https://www.propertynbank.com/rumah-gratis-untuk-pns-prajurit-tni-polri/".  Dalam tulisan tersebut mengandai andai Taspen dan Asabri bisa meningkatkan kesejahteraan bagi pesertanya.   Dimana dalam Kepres no 8/1977, potongan gaji 3,25% itu untuk THTP (Tabungan Hari Tua dan Perumahan).   Namun fakta di lapangan para Prajurit maupun ASN masih kesulitan untuk mempunyai rumah sendiri.  Terkesan langkah ini tidak adil, apakah untuk peserta Taspen dan Asabri yang notabene Pegawai Pemerintah juga akan mendapat perlakuan yang sama?

Dalam suasana pandemi Corona dimana pertumbuhan ekonomi dibawah nol, langkah pemerintah untuk membantu masyarakat yang terdampak memang perlu, namun tentunya dari Pengelola BPJS TK dituntut mampu membuat terobosan untuk pesertanya.   Termasuk Taspen dan Asabri, perlu bertindak bagaimana meningkatkan kesejahteraan pesertanya.   Baik Taspen maupun Asabri sebetulnya bukan hanya memperhatikan peserta yang aktif tetapi juga harus memperhatikan peserta yang pensiun.   Seperti dijelaskan diatas tupoksi Taspen dan Asabri melayani THT, JKK, JKm dan PENSIUN.  Untuk tupoksi  PENSIUN, dalam PP 102/2015 yang dimaksud PENSIUN adalah penghasilan Purnawiran setiap bulan.  Dimana ini menjadi tugas Asabri.   Namun sejauh ini belum terlihat perhatian dari Taspen maupun Asabri  terhadap gaji pensiunan,  terutama dalam 6 tahun terakhir ini.  Para Pensiunan  baru mengalami kenaikan gaji sekitar 10 % selama 6 tahun.    Padahal sebelumnya  setiap tahun ada penyesuaian gaji pensiunan.   Semoga dengan adanya Subsidi Gaji untuk peserta BPJS TK, memacu Taspen dan Asabri untuk meningkatkan pesertanya, sehingga tuntutan untuk tidak bergabung ke BPJS TK dapat dukungan pesertanya.,, Aamiin (Marsda TNI Purn Tumiyo)


Selasa, 11 Agustus 2020

PERTAMA DALAM SEJARAH SIPIL DUDUKI JABATAN KOMUT DAN DIRUT ASABRI

Setelah akhir Juli 2020 ada perombakan Komisaris Asabri, MenBUMN awal Agustus 2020 merombak Direksi Asabri.  Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN SK-264/MBU/08/2020 tanggal 4 Agustus 2020, R Wahyu Suparyono secara resmi menggantikan Dirut Asabri Sonny Wijaya.   Sonny Wijaya Letjen TNI (Purn) menjabat sebagai Dirut Asabri periode 2016 sd 2020.    Inilah komposisi pejabat di Asabri saat ini : 

1. Jajaran Komisaris :
a. Komisaris Utama : Fary Djemi Francis
b. Komisaris Independen : Hary Susetyo Nugroho
c. Komisaris Independen : Achmad Syukrani
d. Komisaris : Rofyanto Kurniawan

2. Jajaran Direksi 
a. Direktur Utama : R Wahyu Suparyono
b. Direktur SDM dan Hukum : Eko Setiawan
c. Direktur Keuangan : Helmi Imam Satriyono
d. Direktur Investasi : Jeffry Haryadi P Manulang

Melihat susunan Pejabat Asabri baik Jajaran Komisaris maupun Jajaran Direksi dimana Komut maupun Dirut dijabat Kalangan Sipil memang cukup mengagetkan.   Sudah hampir setengah abad dari tahun 1971 sd 2020 jabatan Komut maupun Dirut selalu dipegang Purnawirawan, kali ini smua dijabat Sipil.   Sudah tidak adakah Purnawirawan yang mampu ? Pasti langkah ini mengundang polemik.

Sejenak menengok rekam jejak Asabri yang sudah berjalan 59 tahun, memang ada sejarah kelabu.   Diawali tahun 1995 terjadi penyelewangan penggunaan dana sekitar 410 M dan baru ketahuan saat krisis 1998.   Proses penyelesaiannya memerlukan wakatu cukup panjang melalui sidang Tipikor yang baru  diptus tahun 2008, perlu waktu 10 tahun.    Putusan sidang saat itu mantan Dirut dipidana 6 tahun dan Mitranya dipidana 7 tahun.  Ternyata putusan sidang tidak membuat jera para Pejabat selanjutnya,  dimana di akhir  tahun 2019 terjadi penyalahgunakan  dana yang merugikan Asabri sekitar  10 T.  Kasus ini sebetulnya sudah ditangani sejak awal tahun 2020, namun sejauh ini belum ada hasil perkembangannya.

Dengan dipegangnya Jabatan Komut maupun Dirut Asabri oleh sipil, tentunya para peserta Asabri mengharapkan pengelolaan Asabri akan lebih transfaran dan para peserta merasa manfaatnya.   Apalagi di era Jkw, terutama para Purnawirawan merasakan kesejahteraannya sangat menurun.   Kalau di era sebelumnya para Purnawirawan gajinya masih bisa untuk hidup layak, karena minimum sama dengan UMR, namun 6 tahun terakhir ini jauh dibawah UMR terutama untuk Purnawirawan Bintara dan Tamtama.  Sebagai ilustrasi penulis pensiun tahun 2005 dengan gaji 1,3 jt namun UMR saat itu 600 ribu.  Kemudian tahun 2014 gaji penulis sekitar 4 jt UMR sekitar 2,1 jt.   Namun tahun 2020 gaji penulis sekitar 4,4 jt UMR sekitar 4,2 jt.    Untuk Bintara Tamtama seumuran penulis gajinya ada yang dibawah 2 jt.

Kalau melihat Tupoksi Asabri sesuai PP 102/2015, ada empat tugas yaitu :

1. THT (Tabungan Hari Tua) ini merupakan Potongan Gaji 3,25 % yang kita terima saat pensiun (penulis pensiun 2005 terima sekitar 17 jt)
2. JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja) ini perlindungan saat dinas, ditanggung Pemerintah.
3. JKm (Jaminan Kematian) jaminan perlindungan bagi yg masih aktif meninggal bukan karena dinas khusus, juga tanggungan Pemerintah.
4. Pensiun, sesuai bunyi pasal 2d, PP 102/2015 yang dimaksud Pensiun adalah Pengasilan para penerima pensiun setiap bulan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.  Sejauh ini Asabri hanya menyalurkan Gaji Pensiun dari Pemerintah yang masih menggunakan APBN.   Asabri baru mengelola potongan Gaji 4,75%, dana tersebut masih utuh belum dimanfaatkan. 

Mudah mudahan pejabat baru Asabri baik Komut maupun Dirut mahami kondisi ini,  mampu membuat terobosan, sehingga maksud dan tujuan didirikan Asabri oleh para pendahulu terwujud.  Penulis yakin dengan rekam jejak Dirut Asabri baru yang padat pengalaman di BUMN bisa membuat peserta Asabri dan pensiunannya lebih sejahtera.  Selamat datang di lingkungan TNI POLRI Pak Komut dan Pak Dirut, semoga kesuksesan menyertai Bapak.  Para Prajurit TNI POLRI dan Para Pensiunan sangat mengharapkan ada perubahan dalam pengelolaan Asabri, sehingga dihari tua tetap bisa hidup layak. (Marsda TNI Purn Tumiyo)










Senin, 10 Agustus 2020

DIKALA PANDEMI COVID 19, LVRI MENGADAKAN SIMPOSIUN DENGAN TETAP BERPEGANG PROTOKOL KESEHATAN.

Disaat pandemi covid 19, ternyata tidak menyurutkan semangat para Veteran Indonesia yang bernaung dibawah LVRI, untuk mengadakan Simposium dalam rangka Hari Veteran Nasional tahun 2020.   Simposium yang dilaksanakan tanggal 10 Agustus 2020 bertepatan dengan Hari Veteran Nasional dengan Tema Pewarisan Nilai Luhur JSN'45.    Dengan Persiapan yang relatif pendek, dimana Surat Keputusan Pembentukan Panitia Harvetnas tahun 2020 dengan Surat Keputusan no SKEP - 16/MBLV/XI/07/2020 baru terbit  tanggal 27 Juli 2020, praktis Panitia hanya waktu kurang 2 Minggu untuk mempersiapkan, namun acara berjalan sukses dan lancar.

Melihat pelaksanaan Simpusium yang diselenggarakan di Gedung Oerip Sumohardjo Kemhan, sebagai Pengurus DPP LVRI yang baru seminggu masuk LVRI, betul betul kagum dengan semangat Panitia sehingga Simposium berjalan lancar dan sukses. Walaupun penulis tidak masuk dalam panitia, namun mempuntai pengalaman  memandu daring, penulis ikut terjun mempersiapkan Simpusium.   Bahkan penulis yg hubungi Pusdatin Kemhan untuk pinjam peralatan daringnya.  Awalnya akan gunakan peralatan milik Binus operator luar, tetapi karena dari pihak Binus minta bayaran tinggi, akhirnya Binus dibatalkan.  Itu terjadi pads hari H-5, untung penulis sudah mendahului hubungi Pusdatin Kemham.

Simposium kali ini mungkin pertama terjadi karena menggabungkan pola konvensional dan pola virtual.  Dihadirkan  50 Mahasiswa dari 5 Universitas sebagai peserta dengan tetap berpegang Protokol  Kesehatan,  serta diikuti peserta diluar Jakarta melalui Daring.   Dari 5 Pemateri, 4 Nara Sumber menggunakan Daring satu Pemateri secara langsung.   

Yang menarik dalam Simposium ini adalah perhatian Menhan yang terjun  langsung memberikan Pidato , walaupun  berupa Rekaman, namun justru menambah semangat bagi para Veteran maupun peserta didalam gedung.   Setelah Pidato Menhan, dilanjutkan Sambutan Ketua Umum LVRI sekaligus membuka Simposium dalam rangka Harvetnas tahun 2020.    Dalam Keynote  Speaker yang disampaikan oleh Letjen TNI Purn Sayidiman S sebagai saksi sejarah dan pejuang veteran, yang  diusia 93 tahun tetap penuh semangat dengan mengambil   topik Penyalamatan NKRI dan Dasar Negara Pancasila.

Pemateri Pertama disampaikan dengan daring, oleh Guru Besar UGM Prof Dr Sudjito Atmoredjo, SH, M.Si, dengan makalah Perjuangan Mewujudkan Negara Hukum Subtantif Berdasarkan Nilai Nilai Pancasila.   Pemateri Kedua adalah Ketum Umum Muhammadiyah Prof Dr K.H Haedar Nashir, M.Si dan Pemateri Ketiga Akademisi Yudi Latief pH.D.   Pemateri Kedua dan Ketiga tidak mengambil Topik atau Makalah tertentu tapi sangat mengalir dengan tema simposium Pewarisan Nilai Luhur JSN'45.

Pemateri Keempat semula akan disampaikan oleh Kadep Pewarisan JSN'45 Mayjen TNI MAR (Purn) Nono Sukarno namun karena sesuatu hal yang tidak bisa ditinggalkan disampaikan oleh Wa Sekjen DPP LVRI Brigjen TNI (Purn) F.H Djoko Kirmanto, S.Ip.   Pemateri terakhir tidak kalah menariknya dengan Makalah Penanaman Nilai Nilai Kejuangan Guna Menghadapi Permasalahan Bangsa.   Penyampaian Wakil Sekjen DPP LVRI ini berbeda dengan pemateri sebelumnya yang semua melalui daring, kali ini secara langsung dan tepat sekali karena para peserta tidak terlihat jenuh.

Suasana Simposium tidak membosankan karena pola penyampaian dari Pemateri  gunakan gabungan  antara Virtual dan Konvensional, namun juga tidak lepas dari kepiawaian moderator yang dipandu oleh Marsda TNI (Purn) Bambang Eko Suhariyanto SH, M.H Staf Khusus Menhan.   Kesuksesan Simposium juga tidak lepas dari  kerja keras Panitia dengan Penasehat Waketum DPP LVRI dan Sekjen DPP LVRI maupun Penanggung Jawab oleh Ketum LVRI sendiri.

Mengamati jalannya  simposium, sebagai pendatang baru di DPP LVRI, penulis sangat menikmati simposium ini.  Ada rasa bangga, karena walau belum masuk sevagai panitia, namun ikut mengendalikan jalannya darinh.   Sambil mengikuti secara langsung jalannya simposium, penulis monitor di Telkomsel CloudX maupun YouTube, ternyata antusias peserta virtual termasuk luar biasa.  Ada sekitar 60 peserta melaui daring  dan sekitar 25 komentar dari pemirsa YouTube.  Peserta dari Aceh sampai Maluku, baik dari DPD maupu PPM, masyarakat umum.  Mungkin kalau tidak ada batasan waktu akan banyak yang nanggapi.  Ternyata dengan Alokasi Diskusi sekitar 50 menit, hanya bisa nanggapi 3 penanggap daring dan 3 penanggap peserta langsung. 

Dinamika Simposium gabungan Virtual dan Konvensional terlihat sangat tinggi.  Sehari sebelum Simposium para Pemateri minta jadwal dirubah, bahkan Keynote Speaker 12 jam sebelum simposium,  yang semula akan daring berubah menjadi rekaman, namun hasilnya cukup bagus.  Pagi hari sebelum Simposium,  rekaman Keynote Speaker baru  diedit oleh operator,  bahkan Pidato Menhan,  2 jam sebelum dimulai simposium juga baru direkam.   Beberapa menit sebelum simposium dimulai, dari beberapa Pemateri atau Nara Sumber,  belum bisa kontak dengan operator karena terbiasa dengan Zoom Meeting, namun kali ini menggunakan Telkomsel CloudX.    Alhamdulillah dengan kesigapan Panitia akhirnya detik detik terakhir semua Pemateri bisa komunikasi dengan operator.  Simposium berjalan Lancar dan Sukses.    Selamat Hari Veteran Nasional tahun 2020 dan MERDEKA (Disunting Marsda TNI Purn Tumiyo)