Rabu, 21 April 2021

PENGELOLAAN DANA PENSIUN DI ASABRI PERLU DITINJAU KEMBALI

PENDAHULUAN

Asuransi yang menangani anggota ABRI pada  awalnya dikelola oleh Taspen.   Mengingat ada perbedaan masa pengabdian maupun resiko kerja, pada tahun 1971, ABRI memisahkan diri  dari Taspen dan  membentuk Asuransi sendiri yang disebut Asuransi ABRI disingkat Asabri.

Maksud dan tujuan didirikan Asabri adalah untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit ABRI  serta para pensiunannya.  Penjelasan tentang maksud dan tujuan Asabri  tertuang dalam  PP no 45 tahun 1971 tentang Pendirian Asabri, dimana  dalam pasal 18  menyebutkan bahwa sebagian laba Asabri untuk menambah Dana Pensiun.

Dalam perkembangannya, iur Asabri yang semula hanya 1,25 %, sesuai Kepres no 8 tahun 1977, iur Asabri meningkat menjadi 3,25 % dari Gaji Pokok.   Selain kelola iur 3,25 %, dengan adanya  Kepres tersebut Asabri juga mengelola potongan gaji 4,75 % yang dikenal Dana Pensiun.  Dengan semakin banyak dana yang dikelola, Asabri bukan mengoptimalkan kinerjanya, namun justru terjadi kasus korupsi yang sangat merugikan para pesertanya.   Kasus pertama terjadi tahun 1995 yang merugikan sekitar 410 M, kasus kedua dikenal dengan mega korupsi sekitar 23,7T.

Mengingat pengelolaan Dana Asabri, dirasakan sangat merugikan pesertanya, tidak sesuai dengan maksud dan tujuan  saat didirikan, perlu kiranya evaluasi pengelolaannya terutama untuk Pengelolaan Dana Pensiun.

SEJARAH ASABRI

Para peserta Asabri baik peserta aktif  yaitu para  prajurit TNI dan POLRI, maupun peserta pensiun pada umumnya banyak yang tidak paham hak hak mereka.  Bahkan berapa iuran  mereka setiap bulan yang  disetor ke Asabri juga tidak memahami.  Oleh sebab itu sebelum membahas lebih lanjut, perlu memahami sejarah Asabri.

1. Dasar pendiriannya sebagai 
PENGELOLAAN ASABRI SELAMA INI

PENGELOLAAN ASABRI YANG DIHARAPKAN 

LANGKAH YANG PERLU DITEMPUH

KESIMPULAN DAN SARAN 







Sabtu, 03 April 2021

EASTERN GREEN APARTEMENT BEKASI MERUPAKAN LRT CITY PERTAMA ?

Apartement Eastern Green Bekasi yang dibangun Adhi Cummoter Property merupakan apartemen LRT City pertama yang sudah serah terima.  Melihat iklan di Google tanggal 3 April 2021, dalam sehari dimuat dengan 2 versi sangat menarik perhatian.  Pertama dengan  judul  Memiliki Apertemen Urban Berlokasi Tepat didepan stasiun LRT Bekasi.  Kedua dengan judul Apartemen Premium Berfasilitas Hotel Berbintang.  Dalam iklan yang sangat menarik adalah 3.3.0 yang artinya Angsuran 3 juta dalam 3 tahun dan DP 0%.

Melihat visualisasi Apartemen memang sangat luar biasa.  Lokasinya persis di samping Stasiun LRT, sehingga dari stasiun menuju apartemen tidak perlu kendaraan.  Terkesan mewah, fasilitas seperti hotel berbintang.   Semua serba smart, smart lokasi, smart fasilitas, smart hunian.

Penulis jadi ingat iklan Meikarta.   Saat itu penulis mengulas di tahun 2017 dengan judul Meikarta Harapan, Peluang apa Ancaman ? Penulis ulas lagi dengan tulisan http://tumiyohaji.blogspot.com/2020/12/meikarta-oh-mrikarta.html, pada Desember 2020.  Saat itu iklan Meikarta luar biasa, di semual Mall ada pameran tentang apartemen yang dibangun di  Meikarta.   Penulis hanya menyayangkan pihak Meikarta tidak memikirkan MBR.  Padahal dalam Hunian Berimbang, diharapkan selain untuk membangun untuk kalangan menengah keatas diwajibkan membangun  untuk MBR. Dimana disetiap kawasan hunian apartemen diwajibkan 20 % lahannya untuk MBR.

Bagaimana untuk Kawasan Eastern Green Bekasi ini ?  Dengan type Studio seharga 600 juta adakah MBR yang mampu ? Dalam iklan memang terkesan bisa dijangkau oleh MBR.   Dengan 3.3.0 ? Angsuran 3 juta dalam 3 tahun dan DP 0 % ? 

Kenapa Permen PUPR No 7 Tahun 2013 tidak berlanjut ? Disana disebutkan setiap kawasan Rumah Susun atau Apartemen harus menyediakan 20 % lahan untuk MBR atau 20 % Huniannya untuk MBR.  Kalau hal ini dilakukan oleh para Pengembang atau dalam hal ini oleh Adhi Commuter Property dan tidak memberi peluang kepada MBR, ada  kesan seolah Pengembang hanya memihak kepada Kalangan Menengah Keatas.   Walau fakta di lapangan memang demikian.

Akankah Apartemen Eastern Green akan bernasib seperti Meikarta ? Semoga para Pengembang mau pikirkan para MBR ,, Aamiin (disunting oleh Marsda TNI Purn Tumiyo/awal April 2021)