Rabu, 08 Juni 2022

DENGAN HELICOPTER VIEW, BACKLOG RUMAH CEPAT TERATASI

Mengikuti Talk Show di IVAN TV awal Juni 2022,  penulis menjadi teringat tulisan perdana di Majalah Property&Bank tahun 2011.   Saat itu dalam acara peluncuran Lembaga Pengkajian Perumahan dan Pengembangan Perkotaan Indonesia (LPP3I) atau The HUD Institute, Pimpinan Redaksi Majalah Property&Bak menawarkan satu halaman khusus untuk LPP3I.   Penulis tidak menyia nyiakan kesempatan langsung membuat tulisan di rubrik Public Housing yang disiapkan oleh Pimred Majalah.

Penulis saat itu belum tahu istilah Helicopter View tetapi itulah cara pandang dalam setiap pemikiran dan langkah, maklum penulis juga seorang mantan pilot. Ternyata arti Helicopter View adalah  istilah yang merepresentasikan tentang cara melihat seluruh sistem dari berbagai aspek (tidak terpaku dalam 1 aspek) sehingga dapat menghasilkan keputusan terbaik untuk masalah pada sistem tersebut.
Tulisan perdana penulis di Majalah Property&Bank dengan judul Mimpi Merumahkan MBR tanpa Subsidi.   Sampai saat ini pola Pemerintah dalam merumahkan MBR masih dengan Subsidi yang dikenal dengan FLPP.  Bagi penulis FLPP inipun belum optimal dalam program Sejuta Rumah untuk atasi Backlog Rumah.   Dalam program 2022 dengan Pagu 23 T targetnya hanya 200.000 unit padahal MBR yang belum punya rumah sekitar 12,5 juta (Backlog Rumah).  Kalau pola Subsidi atau target hanya sekitar 200.000 per tahun, Backlog Rumah bukan menurun namun malah naik.

Pemikiran Mimpi Merumahkan MBR Tanpa Subsidi, masih merupakan harapan penulis.   Dari pengalaman meng KPR kan Prajurit TNI POLRI maupun para Pensiunannya dimana dengan memberikan Pinjaman Uang Muka yang besarannya sekitar 30 % harga rumah, saat itu setahun bisa sekitar 13.000 unit.   Dengan Pola pikir Helicopter View, bisa kita bayangkan apabila ANS, Para Karyawan yang tergabung BPJS TK mengikuti pola TNI POLRI, setahun dari TNI POLRI, ANS dan Karyawan, bisa merumahkan sekitar  474.500 MBR.  Pola ini tidak menggunakan anggaran dari pemerintah atau APBN tetapi menggunakan Dana ASABRI, TASPEN dan BPJS TK.   

Sebagai Ilustrasi, TNI POLRI dengan kekuatan sekitar  1 juta personil tahun 2008 bisa merumahkan 13.000 Prajurit yang tergolong MBR.  Secara perhitungan linier ANS dengan sekitar 4,5 juta personil mampu merumahkan 58.500 MBR.  Sedangkan untuk sekitar 31 juta Karyawan yang tergabung BPJS  TK akan mampu merumahkan 403.000 MBR, sehingga total sekitar 474.500 MBR bisa dirumahkan.

Pola  yang dianut ASABRI, sesuai PP 103/2015 dimana ada pasal yang menyebutkan ada Pinjaman Uang Muka tanpa bunga.  Kalau ASABRI bisa melakukan tentunya TASPEN dan BPJS TK juga bisa melakukan.   Toh itu sifatnya Pinjaman, berarti dana tersebut pasti kembali.  Pola ASABRI, TASPEN dan BPJS TK juga mempunyai pola yang hampir sama dalam menarik iurannya dengan metong gaji langsung mereka.  Oleh sebab itu hanya diperlukan kepedulian dari ketiganya.

Apabila untuk TNI POLRI, ANS dan KARYAWAN diperlakukan sama, jumlah MBR yang bisa memiliki rumah akan semakin banyak.   Selanjutnya Pagu Program FLPP hanya dipergunakan MBR diluar TNI POLRI, ASN dan KARYAWAN, apalagi pola merumahkan MBR seperti yang dilakukan ASABRI denga berikan Pinjaman Uang Muka kisaran 30 % Harga Rumah, dengan 23 T akan mampu dukung 460.000 MBR.   Total Program FLPP dan untuk TNI,POLRI, ASN dan ASN bisa menutup kebutuhan rumah sekitar 800.000 unit setahun. 

Kuncinya lagi apabila semua pengambil Kebijakan melakukan dg Pola Helicopter View, Baclog Rumah bisa teratasi ,, Insya Allah (Marsda TNI Purn Tumiyo/Mantan Ketua YKPP/Mantan Dewas Perum Perumnas/Mantan Dewan Penasehat REI/Tim Ahli DPP LVRI)

Jumat, 03 Juni 2022

RENUNGAN WALET TUA

Untuk mengisi waktu setelah pensiun, saya banyak menulis.  Kebetulan saya membuat Blog Resmi atau Pribadi.   Kalau Kelbes Walet mau baca baca tulisan saya, bisa buka google dan tulis Blog Resmi Tumiyo, disana masih ada tulisan saya sejak 2007.   Kebanyakan tulisan saya tentang Perumahan, ada juga tentang keudaraan maupun kesejahteraan.

Begitu membaca posting Dimas Nyoman (Walet 33) menyerahkan Jabatan Ketua Keluarga Besar Walet kepada Dimas Novy (Walet 37), naluri menulis langsung muncul.   Saya sebagai Walet Tua menyadari paling sering sharing apa saja dengan tulisan, walaupun para walet banyak yang mungkin bosan.   Tapi maaf adik adik Walet yang saya sayangi, ini adalah salah satu cara saya isi kesibukan.   Kalian nanti akan merasakan kalau sudah semakin tua.   

Dalam WAG ini yang relatif sepuh adalan Walet 01 dan saya susul, Walet 01 juga rajin posting di WAG ini, saya sebagai yuniornya berusaha ngimbangi.  Apalagi Walet O1 adalah guru saya dalam terbang Dakota dan Cessna serta  kebetulan kedua pesawat tersebut menjadi kekuatan Skadron Udara 4.   Saat sebagai Komandan Skadron Udara 4, Walet 01 sangat membantu dalam menyiapkan Crew Pesawat Cessna 401/402.   Sewaktu sebagai Wadanlanud Abd Saleh, beliau memilih terbang Cessna dari pada terbang Hercules.   Itulah yang menyebabkan saya begitu dekat dengan beliau seolah satu Skadron.

Maaf mungkin karena saya suka menulis, begitu ada Ketua Keluarga Besar Walet yang baru, saya langsung buka Buku Jejak Sang Pengintai, terbitan tahun 2003. Mudah mudahan ada revisi buku yang terbaru.   Dalam buku tersebut masih memuat Komandan Skadron Udara yang ke 9, Kepala Dinas Operasi yang ke 10, Kepala Dinas Pemeliharaan yang ke 8.  Sedangkan untuk Walet baru yang ke 45, dan untuk JMU yang ke 18.

Ini hanya pemikiran, syukur sudah ada Buletin di Skadron Udara 4 untuk ikuti perkembangan yang ada.  Perkembangan IT sudah luar biasa, membuat majalah *E* pun juga bukan merupakan hal yang asing, saya yakin anak Walet ada yang mampu memulai.  Sebetulnya Sejarah Walet, di Wikipedia sudah ada revisi, dimana sampai saat ini sudah tercatat ada 20 Komandan Skadron sejak 1985, namun bisa dilengkapi nama Kadisops, Kadishar maupun Daftar Walet n JMU nya .  Kebetulan saya baru buka Sejarah Skadron Udara 4 dan ada revisi saya, dimana masih disebutkan sebelum pindah ke Abd Saleh ditempatkan di Skadron Udara 2.   Padahal Pesawat Dakota, Cessna, Dakota dan Skayvan belum pernah ditempatkan di Skadron Udara 2.   Sebelum Peresmian Monumen Cessna di Museum Dirgantara Adi Sucipto, Ada Surat Perintah dari Kasau (Walet 27) untuk menelusuri Sejarah Cessna yang di Ketuai oleh Marsdya TNI (Purn) Ian Santosa PK.  Ini revisi saya sore ini  ini https://id.m.wikipedia.org/wiki/Skadron_Udara_4#Masa_Peralihan (Marsda TNI Purn Tumiyo)