PENDAHULUAN
Taliban merupakan Gerakan nasional Islam Suni , merupakan kelompok fundamental Islam yang menguasai seluruh Afganistan pada tahun 1996 sampai dengan 2001. Pemerintahan Taliban yang berkuasa tersebut disamping menerapkan Syariat Islam yang ketat, juga berafiliasi dengan Al Qaeda dibawah pimpinan Osama Bin Laden. Pemerintahan Taliban terguling setelah Amerika Serikat/AS dan sekutunya melakukan invasi dengan alasan menyembunyikan Osama Bin Laden yang bertanggung jawab atas tragedi WTC New York tahun 2001
Setelah tergulingnya pemerintahan Taliban tersebut, selama hampir dua decade kelompok tersebut melakukan pemberontakan dalam rangka pengambil alihan pemerintahan Afganistan yang didukung AS dan sekutunya , untuk membentuk negara Islam Afganistan /Islamic Emirat Afganistan.
Bantuan AS ke pemerintahan Afganistan yang berlangsung hampir 20 tahun, akhirnya pada awal 2020 diadakan upaya penyelesaian damai dengan Taliban untuk mewujudkaan pemerintahan Afganistan yang aman dan damai. Adapun hasil kesepakatan tersebut adalah disetujuinya penarikan pasukan AS dan Nato dari Afganistan , paling lambat 31 Agustus 2021 meski tentara Taliban tetap melakukan serangan2 untuk menguasai wilayah Afganistan
Puncaknya pada bulan Agustus kelompok Taliban dapat menguasai wilayah Afanistan termasuk ibu kota Kabul, tanpa adanya perlawanan dari tentara nasional Afganistan. Seiring dengan dikuasainya ibu kota Kabul Presiden Asyraf Gani melarikan diri keluar negeri yang berarti tidak adanya kekuasaan terpusat yang mengontrol , sehingga hal ini merupakan momentum bagi Taliban sebagai Bargaining Power untuk menguasai pemerintahan di Afganistan.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari pembahasan Current Issue ini adalah untuk menambah wawasan pengetahuan dan menyamakan persepsi dalam menyikapi konflik politik yang terjadi di Afganistan
Adapun tujuannya adalah mendukung kebijakan pemerintah dalam rangka mencegah timbulnya Gerakan serupa di Indonesia, sehingga pengaruh2 keberhasilan Taliban tidak berdampak negatif terhadap bangsa Indonesia.
TATA URUT
Pendahuluan
Maksud dan Tujuan
Pembahasan
Penutup / Kesimpulan dan Saran
PEMBAHASAN
a SEJARAH MUNCULNYA TALIBAN
1) Soviet menginvasi Afganistan untuk dijadikan negara komunis, dimana kelompok Mujahidin yang dibantu AS melakukan perlawanan dengan strategi gerilya.
2) Pada tahun 1977 pada saat Afghanistan dibawah kepemimpinan Presiden Sardar Mohammed Daoud Khan, yang sangat dekat dengan Uni Soviet mencari dukungan luar negeri lainnya untuk memperkuat posisinya. Sikap Sardar ini membuat marah Uni Soviet, sehingga pada tahun 1989 Uni Soviet mundur dari Afghanistan.
3) Kelompok Taliban yang dipimpin oleh Mullah Mohammed Omar, pada dasarnya adalah fundamentalis Islam yang muncul pada tahun 1994 atas dukungan AS ,Pakistan dan Saudi Arabia. Taliban yang berarti pelajar atau siswa pesantren, didirikan oleh para pengungsi Afganistan di Pakistan tahun 1980, yang didominasi suku Pashtun beraliran Suni garis keras
4) Dengan dukungan kuat dari AS dan Pakistan serta Arab Saudi, maka Taliban berhasil menguasai sebagian wilayah Afghanistan dan dapat menggulingkan pemerintahan Afganistan . Sejak tahun 1996 sampai dengan 2001 pemerintah Afganistan dikuasai Taliban dengan menerapkan Syariat Islam secara ketat, dimana menghilangkan hak dasar Wanita, melarang kebebasan exspresi, , perempuan diatas 10 tahun dilarang sekolah , harus mengenakan pakaian tertutup, dilarang menonton film dan televisi, hal ini oleh PBB masuk dalam kategori pelanggaran HAM
b. TUJUAN PEMBENTUKAN TALIBAN
1) Munculnya kelompok Taliban dalam pemerintahan Afganistan cukup mendapat sambutan rakyat , karena janji yang disampaikan dalam memberantas kejahatan dan korupsi yang merajalela . Dalam kenyataannya Taliban banyak melakukan tindakan brutal, memaksakan penerapan syariah Islam secara ketat, dimana yang menjadi korban perlakuan Taliban di daerah pendudukan ini adalah kaum wanita, menghancurkan bangunan- bangunan bersejarah dengan alasan berhala, yang dinilai tidak sesuai dengan syariat Islam.
2) Dengan adanya kecaman dari PBB maka kelompok Taliban berjanji ingin melakukan pembenahan pada kelompoknya, namun hal ini menjadikan trauma bagi masyarakat atas tragedy kemanusiaan masa lalu. Dengan kemenangan dan berkuasanya Kembali kelompok Taliban , banyak warga Afganistan yang melarikan diri meninggalkan Afganistan untuk menghindari tragedi kemanusiaan terulang Kembali
c. PERKEMBANGAN TALIBAN DARI WAKTU KE WAKTU
1) Taliban sebagai kelompok fundamentalis Islam, didominasi oleh kelompok santri dari etnik Pashtun yang menginginkan pemulihan keamanan dan perdamaian berdasarkan syariat Islam. Dengan semakin kuatnya kelompok Taliban ini , maka Taliban berubah menjadi gerakan untuk menghancurkan pemerintah karena tidak menjalankan aturan sesuai dengan ajaran Islam.
2) Pada akhirnya Taliban dapat menguasai ibu kota, kemudian bergerak dengan cepat sehingga berhasil menguasai sebagian besar wilayah negeri. Pencapaian maximal kemenangannya adalah dengan menggulingkan pemerintahan rezim Mujahidin dibawah Presiden Burhanuddin Rabbani pada tahun 1996 , yang saat itu Afghanistan merupakan satu-satunya negera yang menerapkan syariat Islam. Setelah memegang pemerintahan, Taliban banyak melakukan perubahan dan penggantian berbagai aturan yang dibuat oleh rezim Mujahidin.
3) Kepercayaan rakyat terhadap Taliban meroket setelah berhasil memberantas korupsi dan membangun jalan-jalan untuk memperlancar perdagangan, namun penerapan Syariat Islam yang ketat menyebabkan kelompok dari etnik Afghanistan seperti etnik Uzbek, Tajik, Hazara dan yang lain melakukan perlawanan.
4) Setelah terjadinya serangan WTC di Washington DC tahun 2011, maka pada tanggal 7 Oktober 2001 AS dan koalisinya menyerang Afghanistan karena dianggap pemerintah Afghanistan melindungi dan membantu Al-Qaeda. Akibatnya rezim Taliban jatuh, namun pimpinan Taliban Mullah Mohammed Omar dan Osama bin Laden lolos dari serangan, yang pada akhirnya Osama Bin Laden dapat dibunuh di Pakistan
5) Dalam perkembangan selanjutnya setelah adanya kesepakatan penarikan Kembali tantara AS, ketika AS mulai menarik pasukannya Taliban merebut pemerintahan Ashraf Ghani, sehingga Taliban yang memiliki 58 tentara dan 100 ribu milisi penuh waktu, mulai bersiap utk merebut pemerintahan. Pada saat AS melakukan penarikan pasukan yang tersisa, maka Taliban melakukan serangan dan menguasai perlintasan perbatasan yang kritis dan memperluas kehadirannya di seluruh negera. Pada bulan Juli 2021 telah menguasai 54 persen distrik di Afghanistan, yang pada akhirnya dapat menguasai ibu kota Kabul sepenuhnya. Seiring dengan penyerangan Taliban ke ibu kota Kabul, Presiden Asyraf Gani melarikan diri keluar negeri dengan tujuan menghindari pertumpahan darah diantara sesama rakyat Afganistan
6) Hubungan diplomasi antara Indonesia dan Afganistan selama ini dapat dilihat dari kebijakan luar negeri sebagai berikut :
a) Indonesia merupakan salah satu negara yang mempertahankan kedutaan di Kabul saat Taliban berkuasa tahun 1996 s/d 2001
b) Indonesia mengundang perwakilan Taliban dan pemerintah Afganistan pada tahun 2019
c) Ormas Islam dan MUI aktif terlibat dalam Peace Building di Afganistan
d) Indonesia berhubungan baik dengan Afganistan sebagai suatu negara
7) Pada saat ini Indonesia akan mengakui keberadaan Afganistan apabila Afganistan inklusif, menghormati hak dasar Wanita, Afganistan tidak menjadi pusat berkembang biaknya organisasi dan gerakan teroris
d. KEKUATAN TALIBAN SAAT INI
1) Pada akhir April tahun 2020 total kekuatan pasukan keamanan nasional Afghanistan saat ini adalah 307.000 terdiri dari AD, Pasukan Khusus, Angkatan Udara dan Intelijen, sedangkan pasukan tempurnya sekitar 108.000. Sementara kekuatan Taliban tidak diketahui secara akurat, namun diyakini semakin kuat dari yang pernah disebutkan sebelumnya. Dilihat dari perbandingan kekuatan antara Taliban dengan tantara keamanan nasional Afganistan, hal ini bisa dikatakan tidak seimbang mengingat tantara nasional Afganistan dibantu sepenuhnya oleh AS dan sekutu/Nato
2) Dengan rencana ditariknya tentara AS dan Nato, hal ini merupakan peluang untuk melakukan serangan balik terhadap pemerintah Afganistan yang mengakibatkan banyaknya wilayah yang direbut. Faktor ditariknya pasukan AS dan Nato inilah yang menjadikan moril pasukan pemerintah Afganistan turun disamping rasa nasionalisme dikalangan militer rendah , sehingga tidak melakukan perlawanan terhadap serangan Taliban
3) Pada tanggal 15 Agustus 2021 Taliban sudah menduduki sebagian besar wilayah Afghanistan dan kota Kabul sudah dikepung . Hal ini juga mempersulit AS dalam upaya mengevakuasi diplomat dan warga AS yang lain. Posisi Taliban tinggal menunggu kemenangan, apalagi Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dikabarkan telah lari menyelamatkan diri terbang ke Tajikistan. Dengan demikian, sudah dapat dipastikan Taliban akan menguasai Afghanistan secara penuh.
4) Dengan banyaknya alutsista yang ditinggalkan AS berupa pasawat , helicopter, kendaraan berat, peralatan2 militer yang canggih senilai lebih kurang $ 85.000 milyard, hal ini tentunya akan memperkuat militer Taliban kedepan.
e. PENGARUH KEMENANGAN TALIBAN TERHADAP NKRI
1) Ketidak stabilan regional kawasan khususnya Afghanistan, diakibatkan karena semakin menurunnya dukungan rakyat terhadap pemerintahan Ashraf Ghani. Pamor rezim semakin menurun akibat korupsi dan menurunnya moril militer, hal ini sekecil apapun akan mempengaruhi hubungan antara Indonesia dan Afghanistan. Perlu diketahui bahwa Afganistan merupakan negara sahabat, yang mana Afganistan merupakan satu2nya negara yang pertama kali mengakui kemerdekan Indonesia, mendukung KAA, mendukung politik bung Karno dalam membentuk negara2 New Emerging Forces.
2) Namun demikian Indonesia tetap melakukan diplomasinya dengan tetap mempertahankan kedutaannya meski harus dipindah ke Islamabad
3) Walaupun Taliban tidak masuk dalam blacklist sebagai teroris di AS, kita harus mewaspadai kemungkinan terjadinya gerakan dari kelompok dalam negeri yang sementara ini tiarap seperti kelompok JI, JAD, HTI, FPI / kelompok radikal dan intoleransi , untuk melakukan Gerakan serupa di tanah air. Dengan demikian perlu mewaspadai terhadap kelompok2 yang mempunyai kedekatan , dimana kemenangan Taliban dan Gerakan yang dilakukan , dapat dijadikan Role Model bagi kelompok2 radikal dan intoleransi untuk melakukan Gerakan serupa.
4) Dalam masa pandemi COVID-19, pergerakan pengungsi harus benar-benar diwaspadai agar tidak terjadi perluasan penularan di tanah air, mengingat kekacauan yang terjadi kemungkinan negara Afganistan menjadi epicentrum covid 19 baru
PENUTUP
Kesimpulan
1) Perjuangan Taliban adalah mendirikan Negara Islam dengan menerapkan Syariat Islam dengan ketat/garis keras, yang masuk dalam kategori pelanggaran HAM
2) Pemerintah harus tetap mewaspadai setiap kemungkinan terjelek, agar kemenangan Taliban tidak berimbas negatif bagi Indonesia dengan menjadikan role model untuk melakukan gerakan serupa di tanah air.
3) Indonesia perlu meningkatkan semangat Cinta Tanah Air dengan mesosialisasikan UUD 45, Pancasila dan semangat Bela Negara , sehingga terbentuk rasa nasionalime yang tinggi dikalangan masyarakat sesuai visi misi LVRI
4) Pemerintah perlu mewaspadai adanya Proxy War/adu domba yang dilakukan negara2 besar yang sengaja merusak persatuan dan kesatuan bangsa, untuk tidak menjadikan Indonesia sebagai negara besar
5) Mewaspadai issu keislaman yang memantik Gerakan radikal dan intoleransi, untuk melakukan Gerakan serupa sehingga perlu melibatkan MUI untuk mengatasinya
b. Saran
1) Meningkatkan fungsi intelijen secara baik dengan melibatkan aparat TNI, POLRI, BNPT , dimana prinsip pencegahan dini terhadap gerakan serupa oleh kelompok radikal dan intoleransi adalah tindakan terbaik
2) Tingkatkan fungsi dan peran Komando Teritorial sebagai ujung tombak dalam membina potensi/kekuatan rakyat, apalagi dengan adanya indikasi penggalangan simpatisan terhadap Gerakan Taliban di Indonesia melalui media sosial
3) Adanya peran pemerintah yang menyejukkan hati rakyat , sehingga tidak menimbulkan kecemasan dan ketidak puasan masyarakat terhadap kebijakan yang diambil pemerintah
4) Memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak mencontoh Gerakan Taliban yang bertentangan dengan kaidah agama Islam
5) Pemerintah harus mewaspadai dan bekerja sama dengan UNHCR dalam mengatasi pengungsi2 Afganistan yang cukup banyak di Indonesia, untuk mencegah terjadinya Gerakan serupa di Indonesia
Jakarta, Agustus 2021