Saya mungkin karena sebagai Pengamat dan Jurnalis Amatiran, begitu diundang masuk WAG, saya lihat dulu dari kelompok apa. Maklum setelah pensiun dari sorodadu kerjanya nunul2 HP nulis dan sejak tahun 2011 menjadi penulis tetap di Majalah Property&Bank sampai sekarang. Begitu diundang di WAG dan tertulis tanah kelahiran, dengan semangat saya langsung posting. Sebagai orang tua saya ikuti para pinisepuh, nek wis uzur bisanya tinggal Tutur, Sembur lan Wuwur.
Dalam posting saya yang pertama saya komentari nama WAG yaitu POLITIK GUNUNG KIDUL +JKT, menurut saya kok kabotan jeneng. Saya usul nama diganti Dhaksinarga Bhumikarta, sebagai lambang Gunung Kidul atau Hasta Sharma, sebagai makna 8 Gunung dalam lambang. Selanjutnya bermunculan usulan nama yaitu Gayeng Regeng Gunung Kidul, muncul Cakruk Dhaksinarga, kemudian ada yang usul Gunung Kidul Jaya.
Sorenya saya usul lagi dengan nama Forum Komunikasi Gunung Kidul. Ada yang nanggapi usulan saya pakar pendidikan dimas Darmaningtyas, dan langsung dimas Karoseri Soetarwanto mengganti nama WAG. Namanya FORUM KOMUNIKASI GUNUNG KIDUL (FKG) WAG. Sepertinya nama ini disepakati secara aklamasi tanpa melalui voting.
Sebagai orang tua, saya menikmati WAG ini, dan sebetulnya menurut saya banyak putra Gunung Kidul yang sukses, namun pada umumnya tinggal diluar Gunung Kidul, termasuk saya. Saya sangat menghargai ide dibentuknya WAG ini, karena paling tidak bisa ikut menyumbangkan pemikiran untuk membangun Gunung Kidul. Memang perlu digalang potensi potensi yang ada baik SDM nya sendiri maupun SDA yang ada.
Kemaren begitu ada acara Google Meet dimana Nara Sumbernya Dimas Darmaningtyas pakar pendidikan saya mencoba ikut gabung. Temanya Srawung Tokoh Pendidikan, dengan penyelenggara anak anak muda Gunung Kidul. Sebetulnya saya sekedar ikut sebagai pemerhati dan saya merasa tidak dikenal hanya saran melalui chat. Ternyata chat saya dibaca penyelenggara, malah saya diberi kesempatan untuk bicara. Saya hanya menyampaikan bahwa banyak tokoh tokoh atau pakar pakar dari Gunung Kidul, saya minta dimanfaatkan sebagai nara sumber setiap ada kegiatan diskusi. Apalagi diskusi era pandemi Corona itu hanya lewat udara atau online. Saya terus terang mempromosikan Laksamana TNI Purn Sumardjono. Sampai detik ini sejak merdeka seluruh Indonesia itu baru ada sekitar 100 Jendral Bintang 4 salah satunya dari Gunung Kidul.
Alhamdulillah Admin WAG FORUM KOMUNIKASI GUNUNG KIDUL juga tanggap mulai memasukkan tokoh tokoh putra putri Gunung Kidul, seperti Pak Sumardjono, Mbak Aniek, Dimas Bagong dll. Semoga WAG ini bisa mewujudkan langkah kongkrit tidak sebatas wacana dan bisa ikut berperan dalam membangun Gunung Kidul. Maaf lur dulur ini sekadar nunul nunul HP, isi kegiatan timbang nganggur dan intinya menunda kepikunan 🙏
Tidak ada komentar:
Posting Komentar