Minggu, 07 April 2019

KAMPANYE AKBAR RELIGIUS PRABOWO DI GBK DIAWALI OLEH SANDI DI GUNUNG KIDUL

Tanggal 5 April 2019, merupakan Kampanye Terbuka Paslon 02 didaerah DIY yang dilakukan Sandi dan dipilihlah  Gunung Kidul sebagai tempatnya.   Tempat yang dipilih Lapangan Demang Wonopawiro di Desa Piyaman masih dalam kecamatan Wonosari.  Wonosari adalah ibukota Kabupaten Gunung Kidul.   Sangat disayangkan tidak ada pengerahan masa dari luar Gunung Kidul oleh Tim Pemenangan Prabowo Sandi DIY.   Penulis sebagai Ketua Kordapil XI/DIY dari PPIR akhirnya kerahkan PPIR dari Bantul, Kulon Progo, Sleman dan Kota Yogyakarta 

Ternyata dipilihnya Lapangan Demang Wonopawiro ada sejarahnya.  Konon Demang Wonopawiro, sosok tokoh yang gagah berani melaksanakan perintah Raja Sultan Yogyakarta saat itu.   Demang Damar nama kecil Wonopawiro satu satunya punggawa Kraton yang sanggup babat alas Gunung Sewu yang terkenal angker.   Singkat cerita atas keberhasilan babat alas di Gunung Sewu, Demsng Wonopawiro akan dianugerahi sebagai Bupsti Gunung Kidul untuk Pertama Kalinya.   Namun Demang Wonopawiro menolak karena tahu diri bahwa dirinya tidak bisa baca tulis.   Demang hanya inginkan anak turunnya bisa menikmati hasil jerih payahnya.

Luar biasa panitia Kampanye mempersiapkan Paslon 02 yang diwakili Sandi menyapa Gunung Kidul.   Penulis sebagai simpatisan Paslon 02, bisa dibilang Relawan dari Purnawirawan,  melihat sendiri persiapan Panitia yang bekerja keras demi suksesnya acara.   Ketua Pemenangan Prabowo Sandi di DIY adalah dari Partai Gerindra,  namun acara di Gunung Kidul hanya dipandegani dari Partai PAN dan para sukarelawan.  Sayang Ketua Tim Pemenangan Pemenangan  Prabowo Sandi DIY tidak kerahkan masa partai koalisi untuk ikut hadir di acara Sandi menyapa Gunung Kidul.   Melihat situasi seperti ini, penulis sebagai Ketua Kordapil XI/DIY dari PPIR, mengerahkan PPIR Bantul, Kulon Progo, Sleman dan Kota Yogyakarta untuk berangkat ke Gunung Kidul membantu PPIR Gunung Kidul.

Walau penulis tidak terlibat langsung dalam kepanitiaan, karena merasa anak kelahiran Gumung Kidul, merasa terpanggil untuk menyukseskan acara tersebut.   Pada hari H -1 melihat Persiapan dan ikut arahkan tim Pengamanan terutama untuk Pengamanan Sandi.   Bahkan ikut menjemput Sandi di Bandara Adi Sucipto.   Pesawat Sandi mendarat tepat waktu dan langsung menuju ke Gunung Kidul.

Dalam perjalanan ke Gunung Kidul disambut hujan deras, penulis sempat khawatir ditempat acara juga hujan.  Namun pantauan melalui HP di tempat acara walau mendung tapi tidak hujan.   Di perjalanan sempat mampir di Rumah Makan Terrace Petruk.   Penulis satu meja dengan Ssndi menyampaikan sedikit gambaran tentang Gunung Kidul serta peserta kampanye kebanyakan santri.   Peserta dari Pondok Pesantren Al Hikmah Karangmojo dibawah pimpinan Ustadz yang relatif sepuh Bpk  Drs KH Harun Arrosiid. Sedangkan satunya dati Pondok Pesantren Darush Sholihin dari Panggang dibawah Pimpinan Ustadz Muda Muhammad Abduh Tuasikal, ST, MSc.

Sebagai putra daerah, mendapat info bahwa kedua pesantren akan kerahkan jemaahnya yang konon ribuan santri, penulis sempatkan datang ke Pesantren Darush Sholihin di Panggang.   Benar adanya Pondok Pessntren Darush Solihin yg jemaahnya selalu diatas 10.000 apabila Tabliq Akbar, siap ikut partisipasi dalam Acara Sandi menyapa Gunung Kidul.   Hal ini  menambah keyakinan Kampanye Sandi tidak sepi peserta.   Ada kekhawatiran tentang jumlah peserta karena saat Sandi Kampanye di Berbah bulan sebelumnya pesertanya hanya sekitar 3.000 an.   Alhamdulillah peserta Sandi Menyapa Gunung Kidul pesertanya cukup besar walau tidak ada dukungan pengerahan masa dari Tim Pemenangan Prabowo Sandi DIY.

Sesuai jadwal kedatangan Sandi jam 15.30, namun saat jam 14.59 Sandi sudah tiba di tempat acara.   Dari panggung Kampanye dikumandangkan adzan Ashar.   Sandi sempat terhenti sejenak begitu mendengar adzan Ashar, selanjutnya Sandi diarahkan untuk sholat Ashar berjamaah.   Penulis jadi ingat seperti sholat Id, dilapangan terbuka hanya beralaskan tikar.    Walaupun ditempat yang sederhana dan beralaskan tikar, sholat terlihat lebih khidmat.

Setelah sholat Ashar berjamaah Kampanya Sandi menyapa Gunung Kidul langsung dimulai dan diawal kampanye lain dari biasanya.   Diawali dengan doa yang dipimpin oleh Kyai Haji Harun Arrosiid, pimpinan Pondok Pesantren Al Hikmah.   Acara Sandi menyapa Gunung Kidul, dilanjutkan dengan orasi oleh Ibu Titik Soeharto dari Partai berkarya dilanjut dari Partai Koalisi ditutup oleh Sandi menyapa Gunung Kidul,

Mungkin karena peserta Kampanya mayoritas para santri, cuaca teduh walaupun mendung namun tidak hujan.   Model Kampanye saat Sandi menyapa Gunung Kidul, secara tidak langsung menjadi model kampanye kampanye berikutnya.   Kampanye Akbar Prabowo Sandi tanggal 7 April 2019, di Gelora Bung Karno juga diawali Sholat Shunuh berjamaah. Bahkan  Kampanya Prabowo tanggal 8 April 2019 juga diawali Sholat Dhuhur berjamaah.

Semoga Kampanye yang tinggal beberapa hari lagi ini selalu diawali atau diakhiri dengan sholat berjamaah, karena setiap kampanye pasti bertepatan dengan waktu sholat 5 waktu.   Kampanye Religius ini justru merupakan implementasi atau perwujudan serta pengamalan Sila Pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.     Aamiin 



 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar