HARI INI 78 TAHUN LALU
KELAK AKAN DIKENANG SEBAGAI HARI BHAKTI TNI ANGKATAN UDARA
Matahari sudah condong ke barat saat Sumapawiro duduk di atas gundukan tanah gamping la sedang beristirahat setelah membuka pulakan untuk mengairi sawahnya.
Tidak lama lagi sudah waktunya berbuka puasa, batinnya. Lamunannya buyar ketika tiba tiba tiga buah pesawat udara, menderu-deru melintas di atas kepalanya, ia menyaksikan sebuah pesawat besar dikejar dua pesawat kecil dari arah barat laut menuju tenggara.
Ketiga pesawat itu meraung-raung di udara menyambar-nyambar, ditimpa suara tembakan yang memberondong pesawat besar tanpa balas.
Yang disebut "pesawat besar" ternyata Dakota VT-CLA, yang mengeluarkan asap pada baling-baling sebelah kanan yang patah. Pesawat itu kehlangan keseimbangan namun kedua pesawat kecil masih terus mengejar dan menghujani dengan tembakan gencar.
Ketika sedang menukik tajam, dari pintu pesawat terbang tampak beberapa sosok tubuh terlempar ke luar. Pesawat miring, dan sayap kirinya menghantam pucuk batang pohon. Kemudian melayang sebelum akhirnya membentur tanggul persawahan, tengkuk pesawat nyaris patah sebelum akhirnya meledak hebat dan terbakar.
Bagai mimpi dan kejadiannya begitu cepat bagi Sumapawiro, yang hanya bisa melongo memandang kejadian yg tak akan di lupakannya seumur hidup.
Pesawat besar yang sudah meledak dan terbakar tepat di perbukitan Desa Ngoto dan Wojo, kurang lebih 3 km dari Yogyakarta.
Sumapawiro bagaikan tersadar dari mimpi, semua terjadi dengan cepat. Dalam sekejap, di sekelilingnya sudah penuh penduduk desa yang berlari-lari dari segala penjuru. Mereka berniat mau menolong apa saja yang perlu ditolong. Puluhan orang berkerumun mengelilingi ekor pesawat.
"Ono Londone, ono londone!"... Teriak beberapa penduduk ragu ragu karena mereka pikir itu pesawat belanda.
Entah sejak kapan datangnya , Komodor Soeryadi Soeyadarma berteriak teriak dengan mata merah, menangis! bahwa itu pesawat Indonesia karena memang di badan pesawat tak ada registrasi, Pak Soeryadi Soeyadarma lah yang pertama bergerak mengangkut korban, sebelum di ikuti penduduk dan beliau akhirnya mengatur seluruh proses evakusi.
Akhirnya penduduk menolong dan membantu proses evakuasi seluruh korban pesawat walau dengan peralatan seadanya bahkan obor pun di buat mendadak karena tak ada alat penerangan sama sekali.
Dalam daftar korban terdapat 3 perwira AURI yakni Komodor Moeda Oedara dr. Abdoel Rachman Saleh, Komodor Moeda Oedara Adi Soecipto, Opsir Oedara I Adisumarmo Wiryokoesoemo.
Kehilangan yg sangat besar bagi dunia penerbangan Indonesia saat itu.
Sekelumit ditembak jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA oleh Belanda, padahal baru subuh pagi hari nya AURI membom posisi Belanda kelak diperingati sebagai HARI BAKTI TNI Angkatan Udara.
Beny Rusmawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar